Denpasar (ANTARA News) - Bali memperoleh devisa dari ekspor nonmigas sebesar 519,91 juta dolar AS selama 2010, meningkat 3,4 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya meraup 502,54 juta dolar AS.
"Perolehan devisa dalam 2010 itu melampaui sasaran yang ditetapkan sebesar 515,8 juta dolar AS," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, perolehan devisa tersebut ditopang dari pengiriman hasil kerajinan rumah tangga ke berbagai negara yang mencapai 215,28 juta dolar AS dan hasil industri kecil 180,21 juta dolar AS.
Selain itu juga kontribusi dari sektor pertanian, khususnya produk perikanan dan perkebunan sebesar 119,76 juta dolar AS serta ekspor lain-lain 3,75 juta dolar AS.
Ketut Teneng menjelaskan, nilai ekspor Bali selama lima tahun terakhir periode 2006-2010 terus mengalami peningkatan rata-rata 3,48 persen setiap tahunnya.
Perolehan ekspor non migas Bali selama 2006 tercatat 458,79 juta dolar AS meningkat 9,87 persen menjadi 501,05 juta dolar AS pada tahun berikutnya dan bertambah lagi menjadi 553,63 juta dolar AS atau meningkat sembilan persen pada tahun 2008.
Sementara tahun 2009 nilai ekspor tercatat 502,54 juta dolar AS atau menurun 9,26 persen dari tahun sebelumnya akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar negara pasaran potensial produk asal Bali.
"Jika dirata-rata selama lima tahun itu pertumbuhan ekspor Bali mencapai 3,48 persen, sehingga mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali," ujar Ketut Teneng.
Hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali menjadi tulang punggung ekspor non migas Bali, karena mampu memberikan andil sebesar 80 persen dari total perolehan devisa secara keseluruhan.
Ekspor berbagai jenis komoditi dari Bali itu selama ini cukup lancar dengan tujuan ke-83 negara di belahan dunia diharapkan dapat lebih ditingkatkan dalam tahun 2011 dan pada masa-masa mendatang.
Eksportir Bali melakukan terobosan secara gencar memperluas pasaran baru termasuk di kawasan Timur Tengah. Dari 83 negara tujuan, sepuluh negara di antaranya merupakan pasaran utama, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Italia, Australia, Spanyol, Inggris dan Afrika Selatan. (I006/I007/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011