Tidak seperti biasanya, para pewarta lokal dan internasional diarahkan ke aula lantai 3 Xinjiang Tower, Beijing, terlebih dulu sebelum mengikuti pengarahan pers, Senin pagi.
Aula di gedung perhotelan sekaligus kantor perwakilan Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang tersebut beralih fungsi menjadi sebuah galeri.
Para pewarta mengikuti pemandu yang memberikan keterangan dalam bahasa Mandarin tanpa penerjemah.
Namun sejumlah pewarta asing masih bisa mengikuti karena setiap foto dan gambar dilengkapi dengan keterangan berbahasa Inggris.
Koleksi yang dipamerkan di aula tersebut tidak jauh berbeda dengan koleksi di ruang pamer antiterorisme di Kota Urumqi yang dibuka sejak Oktober 2018.
Berbagai foto dan ilustrasi tentang serangan terorisme di berbagai daerah di Xinjiang masih menjadi tema utama galeri dadakan tersebut.
Baca juga: Xinjiang diperketat akibat kasus COVID-19 di perbatasan
Bedanya, di Xinjiang Tower, Beijing, tidak ditemukan beberapa barang bukti aksi terorisme, seperti senjata api, senjata tajam, granat, bom rakitan, dan tabung gas.
Namun para pewarta tidak diperkenankan membawa telepon seluler dan kamera saat memasuki aula di Xinjiang Tower tersebut.
"Mohon maaf karena alasan kemanusiaan, kami tidak mengizinkan rekan media memotret di dalam ruangan," kata juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, Ilijan Anayat, di lobi aula Xinjing Tower.
Padahal di ruang pamer antiterorisme di Urumqi, para tamu undangan, termasuk awak media diizinkan mengambil gambar dengan berbagai jenis kamera.
Setelah berkeliling aula selama sekitar 45 menit, para pewarta menuju auditorium di gedung lainnya yang masih satu kompleks dengan Xinjiang Tower di Jalan Sanlihe No 7 Distrik Haidian, Beijing, untuk mengikuti pengarahan pers.
Ilijan mendampingi juru bicara Partai Komunis China (CPC) Komite Xinjiang Xu Guixiang dalam konferensi pers yang diikuti sekitar 30 media lokal dan asing itu.
Baca juga: Xinjiang punya gubernur baru
Baca juga: Xinjiang galang dukungan warga, tentang Badan Tribunal Uighur
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021