Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Senin sore menguat ketika pelaku pasar kembali berspekulasi membeli rupiah setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) pada pekan lalu.

Rupiah menguat 35 poin ke posisi 8.955 per dolar AS dari posisi penutupan akhir pekan lalu 8.990.

Analis pasar dari Ekokapital Sekuritas Cece Ridwan mengatakan, rupiah pada awal pekan ini kembali melanjutkan penguatan. Pelaku pasar meyakini bahwa arus dana masuk (capital inflow) akan terus berlanjut setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga.

"Dana asing didalam negeri masih cukup besar karena masih memberikan keuntungan besar bagi investor, terkait suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang naik menjadi sebesar 6,75 persen," kata dia.

Pasar Indonesia, lanjut dia, masih dalam eforia atas keputusan Bank Sentral dalam negeri ini menaikkan suku bunganya.

"Asing diprediksi masih akan terus masuk. Dimana bunga dan yield (imbal hasil) yang ditawarkan tergolong tinggi, memberikan return bagi kalangan investor," kata dia.

Ia menambahkan, ekspektasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada tahun ini yang mencapai 6 persen lebih mendorong kurs mata uang dalam negeri menguat.

Ia mengatakan, setelah beberapa pekan ini rupiah mengalami tekanan karena pelaku pasar melakukan aksi lepas rupiah untuk mencari untung, saat ini investor kembali masuk mengambil posisi beli.

"Posisi rupiah saat ini dinilai cukup aman. Rupiah memang sulit untuk terus menguat signifikan, karena Bank Indonesia (BI) tetap menjaga agar pergerakan tidak terus menguat," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menghadapi inflasi di bulan-bulan berikutnya sehingga tingkat risiko investasi pun menjadi relatif cukup aman.

Selain itu, tambah Ridwan, kendati situasi di Mesir belum kunjung mereda, namun tampaknya pasar telah memperkirakan Presiden Mesir Mubarak akan segera turun, sehingga mengurangi risiko kenaikan harga minyak mentah dunia yang dapat memberi sentimen negatif pada kurs rupiah.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011