Jakarta (ANTARA News) - PT Timah Tbk menyiapkan belanja investasi atau capital expenditure pada 2011 sebesar Rp1,238 triliun.
Direktur Utama Timah Wachid Usman dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin mengatakan, sebanyak Rp359 miliar di antaranya berupa peremajaan alat produksi. "Selanjutnya, pembuatan BWD (bucket wheel dredge) Rp350 miliar," katanya.
Belanja investasi lain adalah pembangunan pabrik tin chemical tahap kedua Rp180 miliar, penambahan alat galangan kapal Rp154 miliar, pembangunan fuming furnace plant Rp115 miliar, pembukaan tambang besar Rp40 miliar, dan modifikasi kapal keruk menjadi BWD Rp40 miliar.
Wachid mengatakan, program pengembangan usaha adalah pembangunan lima unit BWD guna mengganti kapal keruk tua dan peningkatan kapasitas produksi tambang laut.
Selanjutnya, pembukaan tambang skala besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penambahan kapasitas pabrik produksi spesifik seperti tin ball dan tin shot.
Pada 2011, Timah juga berencana memperluas pabrik tin solder, perluasan pabrik tin chemical, dan perluasan dok dan galangan kapal.
Wachid juga mengatakan, pada 2010, penjualan mencapai Rp8,295 triliun atau naik delapan persen dibandingkan 2009 yang Rp7,71 triliun.
Pada 2010, harga rata-rata timah mencapai 19.500 dolar AS per metrik ton.
Sedangkan, laba bersih 2010 mencapai Rp802,443 miliar atau naik 156 persen dibandingkan 2009 sebesar Rp313,751 miliar. Tahun 2009, produksi timah mencapai 45.086 metrik ton dan penjualan 49.240 metrik ton.
Angka 2010 adalah produksi 40.413 metrik ton dan penjualan 40.302 metrik ton.
Wachid menambahkan, kontribusi Timah ke penerimaan negara pada 2010 sebesar Rp660,474 miliar atau turun dibandingkan 2009 yang Rp1,241 triliun.
Penurunan penerimaan terutama dikarenakan setoran deviden turun dari 2009 sebesar Rp436,267 miliar menjadi Rp101,969 miliar di 2010.
Selain itu, penerimaan dari pajak juga mengalami penurunan dari Rp519,292 miliar pada 2009 menjadi Rp278,661 miliar di 2010.
(K007/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011