Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan dibentuknya sebuah " pemerintahan representatif (mewakili semua kalangan)" di Mesir dan mengatakan terlepas kapan Presiden Hosni Mubarak mundur namun negara itu memang telah berubah untuk selamanya.

"Rakyat Mesir menginginkan kemerdekaan serta pemilu bebas dan adil, mereka menginginkan pemerintahan representatif, mereka menginginkan pemerintahan yang tanggap. Kami katakan (kepada penguasa Mesir), kalian harus memulai masa peralihan sekarang," kata Obama kepada saluran televisi Fox, seperti dikutip AFP.

Ketika didesak apakah Presiden Hosni Mubarak mesti mundur sekarang, Obama menjawab, "Hanya dia yang tahu apa yang akan dia lakukan. Yang kita ketahui adalah Mesir tidak akan kembali seperti dulu. Dia tidak akan mencalonkan diri lagi pada pemilu. Masa kekuasaanya berakhir tahun ini."

Lawan-lawan politik rezim Mubarak, Minggu, membubarkan diri setelah muncul tawaran yang dinilai mereka tak cukup melibatkan mereka dalam rancangan reformasi politik dan memperbarui tuntutan mereka bahwa sang presiden harus turun sekarang juga, bukan setelah pemilu September nanti.

Melalui sebuah konsesi besar, Wakil Presiden Omar Suleiman setuju berunding dengan kelompok-kelompok oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin, namun pembicaraan ini tidak menghasilkan terobosan untuk mengakhiri demonstrasi yang sudah berlangsung selama dua pekan.

Begitu malam tiba, Lapangan Tahrir yang ikonik masih dipenuhi ribuan pemrotes anti-rezim yang bersikeras bahwa dialog tidak akan mengalihkan mereka dari kampanye melengserkan orang terkuat Mesir itu.

Beberapa pengamat Barat mengungkapkan keprihatiannya bahwa Ikhwanul akan mengambilalih kekuasaan dan pembentukan rezim Islamis tidak akan membuat Mesir demokratis dan malah memecahkan persekutuan Mesir dengan Washington.

Juga muncul kekhawatiran, terutama di Israel, bahwa di bawah Ikhwanul Muslimin Mesir akan mengadopsi pendirian politik yang lebih bermusuhan kepada negara Yahudi itu, bahkan akan memutuskan tali perjanjian damai kedua negara pada 1979 yang ditandatangani setelah meletusnya empat perang.

Obama ingin menekankan bahwa masyarakat Mesir itu lebih luas daripada sekadar Ikhwanul Muslimin tetapi mengakui mempedulikan sejumlah posisi politik Ikhwanul.

"Saya pikir mereka adalah salah satu fraksi di Mesir. Mereka tak mendapatk dukungan mayoritas di Mesir. Tetapi, mereka memang terorganisir dengan baik. Ada kecenderungan kuat dari ideologi mereka yang anti-AS. Tidak ada keraguan mengenai itu," kata Obama.

"Ada kalangan besar sekuler di Mesir. Kalangan pendidik daan masyarakat madani di Mesir yang juga menginginkan berperan di depan," kata Obama.

"Penting bagi kita untuk tidak mengatakan bahwa dua opsi yang hanya kita miliki adalah Ikhwanul Muslimin atau rakyat Mesir yang ditekan. Saya menginginkan pemerintahan representatif di Mesir. Saya memiliki keyakinan bahwa bila mereka berjalan di jalur tertib, kita bisa bekerja bersama," sambung Obama.(*) ENY

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011