Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah RI melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berencana menyiapkan kampanye "tandingan" bagi New7Wonders.
"Ide untuk membuat kampanye sendiri untuk Komodo bagus sekali, saya minta jajaran saya untuk menindaklanjuti," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, pihaknya akan mengkaji usulan untuk mengkampanyekan Taman Nasional Komodo (TNK) menjadi "The Only One Wonder in The World".
Hal itu, menurut Wacik, perlu dilakukan menyusul ancaman akan dicoretnya TNK dari list finalis New7Wonders (N7W) of Nature karena Indonesia tidak bersedia menjadi tuan rumah untuk pengumuman acara N7W pada 11 November 2011.
"Tolong kami dibantu, kami harapkan dukungan seluruh pihak untuk melakukan kampanye ini," kata Wacik.
Menteri telah berkomitmen untuk mempromosikan TNK sebagai warisan dunia. Dalam tiga tahun terakhir dana promosi yang telah diinvestasikan untuk kampanye TNK sebesar Rp10,5 miliar.
Ia berpendapat, masyarakat di Tanah Air tidak perlu khawatir jika TNK pada akhirnya tidak ditetapkan sebagai N7W karena TNK telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia pada 1991 yang harus dilindungi dan dijaga kelestariannya.
Wacik justru mengaku curiga dengan N7W Foundation yang menggelar acara itu dan telah berlaku tidak fair terhadap Indonesia.
"Saya tersinggung, rasa kebangsaan saya mulai diinjak oleh LSM yang terus terang saya curiga (tidak profesional), negeri kita adalah negeri yang besar dan punya harga diri," katanya.
Indonesia diwajibkan untuk menbayar license fee sebesar 10 juta dolar AS padahal pihaknya tidak pernah membuat kontrak hukum dengan pihak manapun selain menjalankan hal-hal yang telah diatur dalam Standard Participation Agreement.
Pihaknya menolak membayar dana sebesar itu, konsekuensinya Yayasan N7W mengancam akan mengeliminasi TNK sebagai finalis N7W pada 29 Desember 2010.
"Melalui pengacara kami telah mengirimkan surat protes atas rencana itu," katanya.
Menteri menolak membayar lisensi fee tersebut karena nantinya harus juga mengeluarkan dana pendukung lain sehingga total pengeluaran untuk acara itu bisa mencapai lebih dari Rp400 miliar.
"Sayang mengeluarkan Rp400 miliar untuk itu karena kita belum tentu menang dan kalaupun menang apa yang kita bisa dapat dari situ," katanya.
Menurut dia, TNK sendiri belum siap untuk menerima jutaan turis asing karena infrastruktur pendukungnya belum memadai.
Selain itu ancaman kerusakan ekologis akibat kedatangan turis yang banyak juga menjadi hal yang perlu dipikirkan.
Ia berpendapat, TNK tetap merupakan keajaiban dunia karena di dalamnya masih hidup satwa Varanus komodoensis, peninggalan zaman prasejarah 6 juta tahun yang lalu.
(H016/M012/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011