Jakarta (ANTARA News) - Para pengusaha wisata rohani Islam di Indonesia untuk sementara tidak memasukkan Mesir sebagai tujuan wisata menyusul krisis yang terjadi di negara tersebut.
"Memang ada beberapa perubahan sejak terjadinya krisis tersebut, dan itu pun bisa diatasi dengan perubahan tempat wisata rohani," kata Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), H. Baluki Ahmad, di Jakarta, Senin.
Ditemui di sela pameran "The 2nd Umrah, Hajj, & Tourism International Fair 2011" yang diselenggarakan Himpuh, Bailuki mengatakan, para penyelenggara wisata rohani Islam segera mengubah tujuan wisata begitu terjadi krisis di Mesir.
Beberapa tempat yang menjadi alternatif pengganti adalah ke Yordania dan Palestina. "Perubahan tempat ini juga selalu dikomunikasikan masing-masing penyelenggara ke mereka yang berminat melakukan wisata rohani," katanya.
Penyelenggara wisata rohani biasanya memasukkan Mesir dalam satu paket perjalanan selain beberapa tujuan wisata lainnya.
Berkaitan dengan pelayanan kepada para wisatawan, lanjutnya, pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan memberikan fasilitas terbaik. "Saat ini kami mengundang sekitar 70 pengusaha hotel, agen perjalanan dan maskapai penerbangan untuk ikut dalam pemeran umrah dan haji," katanya.
Pihaknya berharap terjadi banyak kontrak kerja sama antara anggota Himpuh dengan para pemangku kegiatan wisata bagi kaum muslim yang merupakan paket perjalanan umrah dan haji. Pameran yang akan berlangsung hingga Selasa (8/2) itu akan diakhiri dengan presentasi bisnis dari beberapa pengusaha asal Timur Tengah.
Mengenai kapan wisata umrah mulai diberangkatkan, Bailuki mengatakan, pihaknya berupaya pada Februari ini sudah ada perusahaan yang memberangkatkan wisatawannya meski hingga saat ini pihak Kedutaan Besar Arab Saudi belum membuka layanan visa.
"Hingga saat ini, pelayanan visa untuk umrah belum dibuka. Kami juga tidak tahu kenapa karena biasanya sudah dibuka," katanya dan berharap Kedubes Arab Saudi bisa segera membuka layanan visa umrah.
(ANT)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011