Jika di saat yang sama sentimen positif juga melanda pasar Asia, maka rupiah akan melanjutkan penguatan
Jakarta (ANTARA News) - Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada akhir pekan lalu disambut positif oleh pelaku pasar membawa pergerakkan mata Rupiah menguat atau berada dalam tren "bullish" (penguatan).

Kurs Rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin pagi menguat tipis sebesar 18 poin ke posisi Rp8.977 dibanding pada posisi rupiah sebelumnya yang berada di posisi Rp8.995.

"Kenaikan BI rate direspon positif oleh pasar, dengan makin derasnya aliran modal asing ke pasar Indonesia, dan membuat rupiah kembali ke level dibawah Rp9.000 per dolar AS," kata analis bidang sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, kenaikan BI rate sebagai upaya meredam ekspektasi inflasi yang terus menguat. Kendati inflasi lebih banyak didorong oleh kenaikan harga bahan makanan tetapi sebagian besar bahan makanan tersebut adalah bahan impor seperti kedelai, gandum, gula.

"Penguatan nilai tukar rupiah akan membantu mengurangi biaya produksi berbasis impor, sehingga mengurangi tekanan harga produksi didalam negeri," kata dia.

Ia menambahkan, disaat yang sama pasar Asia menunjukkan momentum yang positif, mata uang dan indeks di pasar Asia juga mengalami penguatan termasuk di pasar Indonesia.

Selain itu, tambah Lana, kendati situasi di Mesir belum kunjung mereda, namun tampaknya pasar telah memperkirakan Presiden Mesir Mubarak akan segera turun, sehingga mengurangi risiko kenaikan harga minyak mentah dunia.

Ia memprediksi, pergerakkan Rupiah masih dalam tren penguatan ke Rp8.950 per dolar AS hingga Rp8.990 per dolar AS. Pasar Indonesia masih dalam eforia atas keputusan BI menaikkan suku bunganya.

"Jika di saat yang sama sentimen positif juga melanda pasar Asia, maka rupiah akan melanjutkan penguatan," ujarnya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011