Jakarta (ANTARA News)Â - Temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan perilaku pemilih untuk mendukung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden 2009 dipengaruhi oleh kinerja pemerintah.
Direktur Eksekutif LSI, Saiful Mujani, di Jakarta, Minggu, mengatakan pilihan terhadap Yudhoyono maupun partai pendukung utamanya, yakni Partai Demokrat, berkaitan kuat dengan kepuasan atas kinerja pemerintah.
"Bila kepuasan pada kinerja SBY naik, maka angka dukungan terhadapnya sebagai presiden juga naik, dan bila turun maka juga turun," katanya saat memaparkan hasil survei mengenai "Rasionalitas Pemilih: Kontestasi Partai Menjelang Pemilu 2009".
Survei yang dilakukan selama 10-22 Desember 2008 ini menunjukkan mulai Juni hingga Desember 2008, kepuasan pemilih terhadap kinerja SBY meningkat. Peningkatan ini diikuti dengan kenaikan dukungan responden untuk memilih SBY sebagai calon presiden 2009.
Pada Juni 2008, tingkat kepuasan responden terhadap kinerja SBY mencapai 45 persen, kemudian meningkat menjadi 56 persen pada September. Selanjutnya Oktober 2008 naik lagi menjadi 63 persen dan pada Desember, 69 persen.
Sementara itu, dukungan responden terhadap SBY pada Juni 2008 sebesar 25 persen, naik menjadi 32 persen pada September. Kemudian pada Oktober 2008 dukungan itu meningkat menjadi 38 persen dan pada Desember 2008 menjadi 43 persen.
Saiful mengatakan sikap responden ini dipengaruhi oleh capaian-capaian selama pemerintahan SBY. Responden menilai kondisi penegakan hukum (46 persen) dan keamanan nasional (57 persen) selama pemerintahan SBY ini baik.
Sedangkat dari segi kondisi ekonomi, kinerja pemerintah dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan pengangguran secara umum dinilai buruk, tetapi dalam tiga bulan terakhir penilaian negatif ini semakin menurun.
Pada Desember 2008 sebanyak 43 persen responden menilai kinerja pemerintah untuk mengurangi kemiskinan itu baik. Pada survei yang dilaksanakan pada Oktober disebutkan 38 persen responden menilai baik bagi kinerja pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan pada September 2008, sebanyak 24 persen.
Pola serupa juga terjadi untuk respon dari responden mengenai kinerja pemerintah untuk mengurangi pengangguran. Pada September, Oktober, dan Desember 2008, berturut-turut persentase responden yang menyatakan kinerja pemerintah baik mencapai 24 persen, 29 persen, dan 36 persen.
"Pemilih Indonesia rasional, karena itu Demokrat dan SBY hanya dapat dikalahkan bila kinerja pemerintah dinilai gagal oleh pemilih. Dan bila kegagalan itu disampaikan secara masif dan meyakinkan ke pemilih," katanya.
Menurut dia, pada awal 2009 pemerintahan SBY "ditantang" untuk dapat mengatasi dampak krisis global. Bila pemerintah tidak dapat mengatasinya, maka kemungkinan Demokrat dan SBY akan ditinggalkan pemilih.
"Demokrat dan SBY akan gagal bila akibat krisis global itu tingkat pengangguran meningkat secara cukup tajam, daya beli atas kebutuhan pokok menurun, dan biaya pendidikan dan kesehatan makin tidak terjangkau," katanya.
Survei yang dilaksanakan LSI pada Desember 2008 ini melibatkan 2.200 responden, dengan sampel acak dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Hadir dalam pemaparan hasil survei ini Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Pemenangan Pemilu Golkar, Jeffrie Geovanie. (*)
Â
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009