Banjarmasin (ANTARA News) - Sekitar 200 penumpang KM Marina Nusantara dari Surabaya tujuan Banjarmasin panik karena kapal yang mereka tumpangi bocor dan oleng saat memasuki Muara Barito Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Ramiah, salah seorang penumpang KM Marina yang berhasil dievakuasi pada Senin pukul 00.30 WITA mengatakan, seluruh penumpang panik begitu ada teriakan bahwa kapal bocor dan air masuk ke kapal.
"Seluruh penumpang langsung lari tidak beraturan begitu mendengar ada yang berteriak kapal bocor," kata ibu yang pada saat kejadian menggendong anaknya yang berumur satu tahun.
Menurut warga Surabaya yang menumpang kapal milik PT Prima Vista bersama suami dan dua orang adiknya tersebut, air sangat cepat masuk ke dalam dek bawah kapal, sehingga membuat kapal yang mengangkut sekitar 200 penumpang lebih tersebut oleng.
Kepanikan yang dirasakan oleh hampir semua penumpang kapal tersebut, membuat dia terpisah dari suami dan dua orang adiknya.
"Semuanya berusaha menyelamatkan diri dengan naik ke atas dek, karena takut Riska anak saya yang dalam gendongan terjepit, saya memilih untuk minggir," katanya.
Sambil terus mendekap anaknya yang sedang sakit panas, Ramiah yang terlihat masih trauma mengatakan, air yang cukup deras masuk ke kapal membuat dek kapal paling bawah dipenuhi air setinggi leher manusia dewasa.
Beruntung, kata Ramiah yang waktu itu berada di dek dua, kapten kapal bertindak cepat dengan mengandaskan kapal tersebut di Muara Banjar atau sekitar Pulau Kaget, sehingga air dalam kapal langsung surut.
Karena tidak ikut ke dek bagian atas, akhirnya Ramiah penumpang tujuan Muara Teweh Kalimantan Tengah tersebut berhasil dievakuai oleh tim pada kesempatan pertama, sedangkan suaminya Misdi dan dua adiknya Mislan dan Muhammad Soleh dievakusi beberapa saat setelahnya.
Sebelum bocor, dua jam setelah keberangkatan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Sabtu sekitar pukul 17.00 WIB kapal berkali-kali dihantam gelombang yang ketinggiannya diperkirakan 4-5 meter.
Gelombang yang cukup besar tersebut, kata dia, membuat hampir seluruh penumpang mabuk, bahkan ada suami istri selama dalam perjalanan teler, sehingga anak mereka yang baru berusia dua tahun dibiarkan terus menangis.
"Hampir semua penumpang mabuk selama dalam perjalanan karena gelombang sangat tinggi," kata Ramiah.
Pernyataan yang sama disampaikan Agus, warga Surabaya yang akan pergi Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.
"Begitu masuk Muara Barito kapal terasa oleng, ternyata air sudah masuk ke dek bawah dengan ketinggian hampir sampai kepala manusia," katanya.
Kondisi tersebut membuat seluruh penumpang panik, apalagi sepanjang perjalanan sebagian besar penumpang mabuk akibat gelombang cukup tinggi.
Yufan, sopir perusahaan ekspedisi PT KSL mengatakan yang sama. Air masuk cukup deras ke dek kapal paling bawah, dan nyaris menyentuh badan truk, beruntung kapal cepat dikandaskan sehingga kapal tak tenggelam.
Kepala Cabang PT Pelayaran Prima Vista Banjarmasin Faiq Luqman Elhakim yang ditemui di kantornya sekitar pukul 01.00 Wita mengakui telah terjadi kebocoran pada kapal, namun belum diketahui penyebabnya.
"Saat ini yang penting bagi kami adalah segera mengevakuasi sekitar 200 penumpang," katanya.
Kronologinya, kata dia, pada saat kapal memasuki muara Barito tiba-tiba kapal bocor, beruntung kapten kapal Solihin mengambil tindak cepat dengan segera mengandaskan kapal tersebut, sehingga air yang sempat masuk langsung surut.
Selain sekitar 200 penumpang, kapal tersebut juga mengangkut sekitar 31 truk barang.
Tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, dan pihaknya akan segera menyelidiki penyebab kebocoran itu.
Peristiwa tersebut tidak hanya membuat penumpang kapal panik, ratusan penumpang di Trisakti tujuan Surabaya terlantar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Namun Luqman memastikan, kebocoran kapal bukan diakibatkan hantaman gelombang. (U004/A023/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011