Pandeglang (ANTARA News) - Tiga jenazah bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga Minggu pagi di Kampung Pendeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Polisi Wilayah Banten di Kota Serang.
"Ketiga jenazah itu saat ini sudah dibawah ke Rumah Sakit Polisi untuk dilakukan otopsi," kata Mahdiat, petugas Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Malingping, Kabupaten Lebak, Minggu.
Menurut dia, ketiga jenazah tersebut bernama Karno, Mulyadi dan Roni dan akan diotopsi karena RSUD Malingping tidak memiliki peralatanya.
Ketiga korban meninggal dunia itu, mereka diketahui warga jamaah Ahmadiyah, bahkan dua diantaranya kakak beradik karena ada beberapa pengurus Ahmadiyah yang datang ke sini untuk mengurus jenazah tersebut.
Sebagian besar jenazah mengalami luka bacokan senjata tajam.
Bentrokan antarwarga dengan jamaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang juga mengakibatkan lima orang dirujuk ke RSUD Serang.
Kelima orang itu, kata dia, tiga di antaranya mengalami koma dan dua luka berat terkena sabetan golok yang dilakukan massa.
Bahkan, ketiga jenazah yang meninggal dunia sekujur tubuhnya terkena pukulan senjata tajam. Karena itu, kemungkinan mereka meninggal dalam perjalanan saat dilarikan ke RSUD Malingping.
"Prakiraan saya ketiga jenazah itu meninggal karena kehabisan darah setelah beberapa bagian tubuhnya luka parah," ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Alex Rasyad mengatakan pihaknya berjanji akan mengusut tuntas kasus bentrokan jamaah Ahmadiyah dan warga yang menewaskan tiga orang tersebut.
"Kami saat ini terlebih dulu mengendalikan situasi keamanan dan warga jangan sampai terhasut oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," katanya. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Semua salah yang benar hanya Tuhan yang kebenaran haqiqi, namun hidup di dunia ini penuh dengan aturan2 yang telah dibuat dan disepakati bersama. Pemerintah tidak konsisten, demikian pula golongan Ahmadiyah, massapun tidak bisa mengendalikan emosinya. Tetapi siapa yang paling bersalah .....?
Pemerintah dan Ahmadiyah yang tidak konisisten dengan aturan-2 yang telah disepakati bersama . Ngaca dulu ah......