Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras aksi penyerangan terhadap anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang Banten, Minggu, yang menewaskan tiga orang anggota jamaah itu.
"Kami mengutuk keras tindak kekerasan tersebut," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat dihubungi wartawan di Jakarta, Minggu.
PBNU meminta aparat penegak hukum bersikap tegas dengan mengusut tuntas dan memproses para pelaku penyerangan itu sesuai hukum yang berlaku.
Ia mengatakan, secara akidah, kalangan Islam, termasuk NU, tidak membenarkan ajaran Ahmadiah, bahkan menilai ajaran itu menyimpang sehingga ditolak.
Namun demikian, tandas Said Aqil, bukan berarti tindakan semena-mena boleh dilakukan terhadap anggota Ahmadiyah.
"Soal ajaran Ahmadiyah ditolak seluruh Islam, itu benar. Tapi kita tidak boleh semena-mena," kata kiai lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu.
Oleh karena itu, PBNU prihatin kasus penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah yang tidak kunjung usai.
Kekerasan yang dilakukan terhadap Ahmadiyah, kata dia, justru akan membuat Ahmadiyah semakin menjauh dari Islam.
"Kalau orang (Ahmadiyah, red) dicaci maki, apalagi sampai dikerasi, dipukuli, dibunuh, diusir, rumahnya dirusak, justru akan semakin fanatik dan menjauh dari kita," katanya.
Jadi, kata Said Aqil, kekerasan bukanlah solusi untuk mengajak Ahmadiyah kembali ke Islam yang benar, masih ada jalan terbaik yakni melalui dialog.
"Saya dari NU siap berdiskusi, berdialog dengan Ahmadiyah. Tapi diskusi yang objektif, bukan dengan mencaci maki atau melecehkan," katanya.
Dengan diskusi yang obyektif, Said Aqil optimistis anggota Ahmadiyah bisa menerima dengan baik ajakan untuk kembali ke ajaran Islam ahlussunnah.
"Insya Allah kalau nanti hasilnya separuh dari kelompok Ahmadiyah kembali ke ahlussunah, ya... alhamdulillah. Saya tidak menarget seratus persen kembali ke ahlussunnah," katanya.
Dikatakannya, lewat jalan dialog pula, Mushaddeq, sosok yang pernah mengaku sebagai nabi pada 2007, akhirnya bertaubat mengakui kekeliruannya.
"Dalam dialog nanti saya ingin dengar terlebih dulu seperti apa pemahaman Islam mereka. Setelah itu barulah berdiskusi. Saya akan menghargai pendapat mereka," katanya.(*)
(T.S024/A035)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011