Cinangka, Serang (ANTARA News) - Letusan yang keluar dari perut Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih terdengar oleh warga yang berada di pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
"Kami masih mendengar suara letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), dari Sabtu malam malam sampai subuh," kata salah seorang warga Cikoneng, Anyer, Marsitoh, Minggu.
Dia mengungkapkan, suara letusan hampir terdengar setiap malam dan kerap membangunkan warga yang sedang tertidur pulas.
"Tak jarang anak saya yang baru berusia dua tahun bangun, kalau mendengar letusan dan langsung mendekap tubuh saya, karena ketakutan dengan suara letusan," katanya menambahkan.
Senada diuangkapkan oleh Iwan Sarmin. Nelayan asal Paku, Anyer ini selalu mendengar suara keras yang berasal dari GAK, jika malam hari.
"Suara itu sangat jelas, pada Sabtu sekitar pukul 23.00 sampai 24. 00 WIB, dan kalau sudah menjelang subuh, biasanya suaranya samar-samar, karena sudah berbaur dengan suara aktivitas karyawan pabrik dan warga nelayan," katanya menambahkan.
Warga pesisir Anyer masih menurut dia, mengaku sudah terbiasa dengan suara letusan GAK. "Kalau kami sudah terbiasa, kalau memang gunung itu akan meletus, kami pasrah, bagaimana ketentuan tuhan saja," katanya.
Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton S Pambudi mengaku aktivitas kegempaan GAK sudah hampir dua bulan tidak dapat dipantau, dikarenakan Seismograf di pos tidak dapat mencatat kegempaan yang dikirim oleh Seismometer yang ada di GAK.
"Aktivitas kegempaan tidak bisa kami pantau, yang kami bisa dilihat saat ini ketinggian letusan asap GAK hanya sekitar 50 meter, dan asap condong mengarah ke selatan," katanya.(*)
(ANT/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011