Timika (ANTARA) - Kontingen Jawa Barat mengaku tak terganggu oleh strategi tim tuan rumah yang memperbanyak nomor putri dan carom sebagai andalannya dalam biliar Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
Pelatih tim biliar Jawa Barat Mochamad Ujang Saefudin menyebut timnya sepenuhnya siap bermain dalam semua nomor meskipun yang dimainkan sektor yang menguntungkan tim Papua.
"Sebetulnya dengan Papua memperbanyak nomor putri dan carom, ya kami memaklumi dan kami merasa tidak kesulitan karena nomor-nomor itu memang wajib dipertandingkan dalam PON," kata Mochamad saat ditemui Antara di Timika, Minggu.
Sebelumnya Sekretaris Umum Pengprov POBSI Papua Muhammad Agus Fakaubun mengungkapkan strategi timnya telah mengamankan medali emas yang lebih banyak dibandingkan saat PON Jawa Barat.
Pada PON 2016 itu, Papua hanya memboyong dua medali emas. Oleh karena itu, sebagai tim kandang, Papua memperbanyak nomor unggulan yang dikuasainya seperti carom dan nomor putri.
Baca juga: Jabar kejar target tiga emas biliar PON Papua dari sisa 10 nomor
Sementara nomor yang menjadi unggulan Jawa Barat seperti putra dan ganda campuran, masing-masing dikurangi dan dihilangkan.
Sebagai tanggapan, Mochamad justru menilai strategi tuan rumah itu menjadi tantangan dan indikator sejauh mana kesiapan Pelatda menghadapi PON.
"Kalau Pengprovnya tidak mempersiapkan dengan baik, ya barang kali pembinaannya harus dipertanyakan. Meski tidak ada ganda campuran yang dimainkan pun tidak masalah. Apapun cabang yang kita geluti kan harus disiapkan secara matang," jelas Mochamad.
Pada pekan pertama biliar di klaster Mimika, Jawa Barat dan Papua sudah dua kali bertemu dalam final putri yang berjalan ketat.
Pada pertemuan perdana dalam nomor bola 10 tunggal putri, Papua mengamankan medali emas lewat Silviana Lu yang mengalahkan Annita Kanjaya. Namun pada pertemuan kedua dalam ganda putri, giliran pasangan Annita Kanjaya/Amanda Rahayu menyabet emas dari Silviana Lu/Nur Sukmawaty.
Baca juga: Kekompakan kunci Amanda/Annita rebut emas biliar perdana bagi Jabar
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021