Antonius Joko dan kawan-kawan itu mampu menahan laju pimpinan klasemen NBL dan menambah jumlah kekalahan tim yang lagi bersinar itu menjadi dua kali. Pada seri awal Pelita Jaya pernah tumbang dari CLS Knights Surabaya.
"Target awal kita adalah mengamankan posisi tiga klasemen. Dengan adanya target pemain bisa bermain lepas. Dukungan dari penonton juga memotivasi pemain untuk bermain lebih baik," kata pelatih Dell Aspac Tjetjep Firmansyah usai pertandingan.
Bertanding di hadapan ribuan penonton kedua klub bermain dengan lepas. Pelita Jaya yang lebih unggul dari segi materi pemain hanya unggul di menit awal kuarter pertama. Selanjutnya Dell Aspac mendominasi hingga akhir kuarter dengan skor 19-11.
Tertinggal jauh Pelita Jaya langsung memperkuat pertahanan di kuarter dua. Dampaknya Aspac sulit mengembangkan permainan. Lewat Ponsianus Nyoman dan Ary Candra, Pelita Jaya terus mengumpulkan poin sehingga membuat Aspac berbalik tertinggal 24-25.
Tertinggal satu poin membuat Xaverius Prawiro dan kawan-kawan meningkatkan tempo permainan. Poin demi poin berhasil diraih apalagi didukung dengan slum dunk Isman Thoyib yang mampu membangkitkan semangat tim. Akhirnya di kuarter tiga ini Aspac kembali unggul 48-39.
Pada kuarter terakhir serangan Pelita Jaya membabi buta meski Aspac tidak tinggal diam. Ary Candra terus memimpin rekan-rekan untuk menciptakan poin. Meski unggul di kuarter empat, hasilnya akhirnya Aspac tetap unggul dengan skor 68-60.
"Pemain sering terburu-buru. Akibatnya sering melakukan kesalahan sendiri. Terus terang mental pemain sempat terganggu," kata pelatih Pelita Jaya, Rastafari Horongbala usai pertandingan.
Menurut dia, selain grafik pemain mengalami penurunan di awal seri lima ini yang menjadi penyebab kekalahan kedua bagi Pelita Jaya adalah lawan juga bermain luar biasa dan pemainnya tidak bisa mengembangkan permainan.
Sementara itu di pertandingan terakhir Satria Muda Britama mampu mengalahkan Garuda Flexi Bandung dengan skor 65-52. Sedangkan pada pertandingan pertama Muba Hang Tuah menang telak 83-47 atas Citra Satria Jakarta. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011