Pantauan ANTARA, warga Singapura berbagai etnis berkumpul di mal tersebut dan berbicara menggunakan bahasa Inggris dialek khas Singapura setelah berbelanja baju dan makanan ringan.
"Kami sengaja berlibur ke Batam untuk menghabiskan akhir pekan yang panjang," kata warga Singapura etnis India, Khumar.
Khumar bersama lima orang temannya memang berencana untuk berbelanja dan berjalan-jalan di kota industri tersebut.
Menurut dia, harga produk "fashion" di Batam lebih murah ketimbang di negaranya.
"Di sini harganya murah-murah, kualitasnya juga bagus. Banyak teman yang merekomendasikan beli produk `fashion` di Batam," kata dia.
Di tempat terpisah, warga Singapura Etnis China, Andrew, mengatakan memilih Batam sebagai tempat liburan.
"Kami sekalian beribadah di Vihara Maitreya," kata Andrew.
Ia mengatakan setiap pergantian tahun China, selalu datang ke Batam untuk beribadah dan mengunjungi makam leluhur di Tempat Pemakaman Umum Batu Aji.
"Ini kewajiban," kata dia yang datang bersama belasan orang kerabatnya.
Sementara itu, penjaga toko baju di Nagoya Hill, Allisa mengatakan penjualannya meningkat lebih dari 100 persen persen pada libur Imlek.
"Biasanya sehari terual tujuh sampai sepuluh baju saja. Sekarang bisa 20-an," kata dia.
Kebanyakan, kata dia, pembeli adalah warga Singapura yang berkunjung.
"Bukan bule yang kerja di Batam ya, tapi orang Singapura yang liburan, ketahuan dari cara bicaranya," kata Allisa. (*)
(T.Y011/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011