"Yang akan dievaluasi, misalnya, soal konsistensi Jateng. Kami beberapa kali tidak bermain sebagai tim," ujar Wiwid di Mimika Sport Complex, Mimika, Sabtu.
Jawa Tengah menduduki peringkat keempat di PON XX Papua setelah dikalahkan Jawa Timur 55-63 pada laga perebutan medali perunggu, Sabtu (9/10).
Hasil itu, menurut dia, tidak sesuai dengan target Jawa Tengah di PON Papua yaitu setidak-tidaknya mencapai final.
"Untuk PON yang akan datang, kami mesti menyiapkan tim dengan lebih matang. Selain itu, kami perlu mengasah mental pemain," kata Wiwid.
Xaverius Wiwid mengakui bahwa persiapan tim bola basket Jawa Tengah kurang ideal untuk PON Papua.
Mereka praktis baru berlatih penuh dengan skuad lengkap pada Juli, Agustus dan September 2021.
Sebelum itu, pada Mei-Juni 2021, nyaris 90 persen pemain Jateng terserang COVID-19. Pada awal 2021, pemain Jateng banyak yang memperkuat klub di Liga Bola Basket Indonesia (IBL).
"Lalu di semifinal dan perebutan perunggu, ada pemain yang cedera 'ankle' (pergelangan kaki) dan lutut. Namun ini memang bukan alasan juga," tutur Wiwid.
Sementara pemain Jawa Tengah Tifan Pradita menyebut bahwa timnya kurang kompak saat menghadapi Jawa Timur.
Jateng, Tifan melanjutkan, terkesan menggantungkan permainan pada satu orang.
"Kami terlalu terpaku kepada satu orang. Padahal di lapangan itu ada lima orang. Ini karena ego, kami mau menang jadi ego pemain naik," kata Tifan.
Baca juga: Pelatih DKI Jakarta sebut raihan emas basket putra sesuai prediksi
Baca juga: Basket putra Jakarta akhiri dahaga 13 tahun, raih emas PON Papua
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021