Dua cabang populer, bola basket dan bulu tangkis beregu, telah dirampungkan Sabtu ini, dan menjadi milik atlet-atlet DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Namun dalam klasemen perolehan medali, seperti dikutip laman resmi PB PON hingga Sabtu malam pukul 23.00 WIT, Jawa Barat masih menduduki urutan teratas dengan tambahan 13 medali emas dari berbagai cabang olahraga.
Arena bola basket Mimika Sport Complex menjadi pusat perhatian Sabtu siang d imana pada final putra tim DKI Jakarta sukses mengalahkan Sulawesi Utara 72-57.
Kesuksesan tim basket ibukota ini mengobati kerinduan selama 13 tahun menanti medali emas cabang bola basket putra PON. .
Baca juga: Round up - Persaingan memburu juara umum kian sengit
Sebelumnya pada hari yang sama, tim putri Jawa Timur sukses mengalahkan Bali 56-37 pada final bola basket putri.
DKI dan Jatim juga berjaya dalam cabang bulu tangkis yang menyelesaikan final nomor beregu.
Pada beregu putra DKI mengatasi perlawanana Jawa Barst untuk menang 3-2. Namun tim putri DKI gagal mengikuti sukses rekan putranya karena harus mengakui keunggulan Jawa Timur 0-2.
Kemenangan Jawa Timur dalam bulu tangkis beregu putri terbilang kejutan karena pemain-pemainnya dapat menaklukkan tim ibukota yang diperkuat atlet-atlet pelatnas.
Di luar kedua cabang tersebut, Jawa Barat memperkuat posisinya di puncak klasemen medali melalui pencapaian dari sejumlah cabang olahraga.
Baca juga: Round-up: Jawa Barat masih puncaki daftar perolehan medali PON Papua
Jawa Timur salip DKI
Jawa Barat kini mengumpulkan 78 emas, 65 perak dan 72 perunggu, sedangkan para peringkat kedua Jawa Timur menyalip DKI Jakarta bersama 68 emas , 61 perak dan 52 perunggu.
Jawa Timur hanya unggul tipis di atas DKI Jakarta yang mengoleskai 68 emas, 54 perak, dan 70 perunggu.
Makin kuatnya posisi Jawa Barat adalah berkat tambahan 13 medali emas dari sejumlah cabang yang antara lain dayung di mana tim Tanah Pasundan merebut medali emas nomor perahu tradisional 1.000 meter baik putra maupun putri.
Dari cabang atletik, pelari nasionanl Agus Prayogo mempersembahkan medali emas untuk Jawa Barat dengan menjuarai lomba maraton putra.
Pada jalan cepat putra, lagi-lagi atlet Jawa Barat menguasai arena setelah Hendro yang juga atlet nasional menjadi kampiun nomor ini.
Baca juga: Round Up - Jabar geser DKI di puncak, empat daerah bersaing ketat
Sementara itu Jawa Timur dan DKI yang sehari sebelumnya juga relatif seimbang dalam perburuan medali, melanjutkan persaingan dan sama-sama menambah sembilan medali emas.
Selain dari bulu tangkis, pundi-pundi medali Jawa Timur berasal dari panahan.
Tambahan tiga medali emas dicatat Jawa Timuir dari panahan Sabtu yang mempertandingkan nomor-nomor aduan.
Di luar tiga besar Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI, tuan rumah Papua masih berusaha meramaikan persaingan perolehan medali.
Ada tambahan enam medali emas bagi Papua, termasuk dari motorcross yang berlangsung di Merauke di mana tuan rumah menjuarai nomor 250cc dan 125 cc.
Papua kini menempati urutan keempat dengan 59 medali emas, 32 perak dan 59 perunggu.
Baca juga: Round up - Atletik dimulai, persaingan medali PON Papua makin memanas
Sementara itu secara umum penyelenggaran PON Papua di hari ketujuh Sabtu berjalan relatif lancar dan aman.
Di cabang tinju yang sehari sebelumnya sempat kisruh, kali ini relatif lebih tenang.
Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) mengumumkan telah mengistirahatkan tujuh wasit dan hakim ring tinju, setelah melakukan evaluasi kinerja mereka sehingga protes yang terjadi terkait keputusan wasit di lapangan nantinya bisa berkurang.
Hingga Sabtu, seluruh provinsi peserta PON sudah mendapat medali. Lima daerah masing-masing Papua Barat, Kalsel, Kalteng, Kaltara dan Maluku Utara masih berjuang untuk mendapat medali emas pertamanya di PON 2021.
Minggu (10/10), perebutan medali masih berlanjut, termasuk di cabang atletik dan renang.
Selain itu, pencak sliat juga akan menjadi lumbung medali karena akan mempertandingkan sembilan nomor final.
Baca juga: (Round-up) - Jakarta tak terbendung, Papua jauhi Jawa Barat
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021