Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyampaikan nilai-nilai kebangsaan jangan hanya jadi jargon politik, tetapi harus dibumikan atau diwujudkan dalam perbuatan.
Jargon-jargon itu, LaNyalla menyebut hanya melahirkan semangat kebangsaan yang semu.
“Kebangsaan semu akan terjadi bila kebinekaan hanya diwujudkan dengan keberagaman yang semu melalui acara-acara seremonial. Itu hanya jadi nilai kebangsaan yang palsu, yang sebatas etalase dan jargon,” katanya saat memberi kuliah umum untuk mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengajak mahasiswa untuk mengamalkan 5 sila Pancasila agar nilai-nilai kebangsaan dapat dibumikan.
Baca juga: Ketua DPD RI apresiasi peran PJBN Serang dalam vaksinasi massal
“Nilai-nilai kebangsaan adalah jati diri bangsa, sekaligus benang merah untuk melihat sejarah lahirnya bangsa dan negara ini,” sebut LaNyalla.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPD RI juga menyampaikan pendapatnya bahwa konstitusi negara UUD 1945 butuh diamendemen sehingga ada koreksi demi mewujudkan arah perjalanan bangsa yang lebih baik.
Alasannya, ia menilai beberapa pasal hasil amendemen pada periode 1999 sampai 2002 kurang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Jika kita lihat dan cermati isi amendemen konstitusi pada 1999 hingga 2002, kita telah mengubah banyak pasal, yang nyaris tidak nyambung lagi dengan nilai-nilai dan butir-butir Pancasila sebagai ideologi bangsa,” kata dia.
Baca juga: Ketua DPD RI ajak ulama sosialisasikan pentingnya amendemen kelima
Menurut LaNyalla, setelah amendemen itu musyawarah mufakat sebagai pengamalan Sila Keempat Pancasila direduksi maknanya jadi sebatas pengumpulan suara terbanyak (voting).
“Seolah-olah kita tidak punya ruang musyawarah, karena akan berakhir dengan perdebatan, bahkan bisa berujung ke pengadilan,” ujar dia.
Oleh karena itu, LaNyalla meminta dukungan dari para mahasiswa terkait usulan amendemen tersebut.
Baca juga: Ketua DPD optimistis RI jadi poros maritim dunia
Ia mengatakan gerakan strategis dan taktis dari kelompok mahasiswa dibutuhkan demi mewujudkan agenda perubahan itu.
“Karena itulah, saya sering datang ke kampus-kampus untuk menggugah kesadaran publik, untuk memantik pemikiran kaum cendekiawan agar terbangun dalam suasana kebatinan yang sama, yaitu memikirkan Indonesia ke depan yang lebih baik,” sebut LaNyalla.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021