Kendari (ANTARA) - Tim Basarnas gabungan belum menemukan seorang pria paruh baya bernama Deng Pena (40) yang dilaporkan hilang di hutan Desa Mahalona, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), meski telah dua hari dilakukan operasi pencarian.
Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi, Sabtu, mengatakan hari kedua operasi pencarian korban melibatkan 35 personel gabungan yang dimulai sejak pagi pukul 07.00 Wita.
"Hingga memasuki pukul 17.30 Wita pencarian yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan dengan hasil nihil. Operasi ditutup sementara dan akan dilanjutkan besok pagi pukul 06.00 Wita," kata dia melalui keterangan tertulis Humas Basarnas Kendari.
Operasi pencarian korban melibatkan unsur dari unit siaga SAR Sorowako dua orang, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Luwu Timur empat orang, masing-masing tiga orang dari Mori Diving Club, Opa Verbeck dan SAR Malili, dan keluarga korban dua orang serta masyarakat sekitar 20 orang.
Baca juga: Basarnas temukan pria hilang di hutan Kumalona Buton Tengah
Baca juga: Lansia hilang di hutan Konawe Sultra ditemukan dalam kondisi meninggal
Korban merupakan warga Dusun Kromolai, Desa Mahalona itu dilaporkan berangkat untuk bekerja di perkebunan nilam di hutan desa tersebut sejak 7 Oktober 2021.
Kebiasaan korban kembali dari bekerja sekitar pukul 18.00 Wita, namun korban tak kunjung kembali.
Sebelumnya, pada Jumat (8/10) Basarnas Kendari menerima informasi pada pukul 17.30 Wita dari Kepala Desa Mahalona bernama Ahyar yang melaporkan telah terjadi kondisi membahayakan satu orang petani nilam hilang saat bekerja di perkebunan daerah itu.
Berdasarkan laporan tersebut Basarnas Kendari memberangkatkan tim penyelamat unit siaga SAR Sorowako bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Luwu Timur menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan SAR.
Kawasan Luwu Timur masih merupakan wilayah kerja Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kendari sehingga saat ada kondisi membahayakan manusia Basarnas Kendari segera melakukan operasi SAR.*
Baca juga: Basarnas cari lansia 60 tahun hilang di hutan Konawe
Baca juga: Aktivis lingkungan: 90 persen mata air di Tulungagung hilang
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021