kita merindukan kehidupan yang normal
Gorontalo (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa, mendorong percepatan vaksinasi COVID-19 agar segera tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
"Akan terus saya ikuti capaian vaksinasi COVID-19 hingga ke seluruh tanah air, termasuk di Gorontalo," katanya saat peninjauan Gebyar Vaksinasi COVID-19 di halaman Kantor Bupati Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Sabtu.
Ia mengaku telah keliling Pulau Jawa untuk melihat dan memastikan bagaimana proses vaksinasi COVID-19 bisa terus dipercepat.
Ia didampingi isterinya, Nurhayati Monoarfa selaku Wakil Ketua Komisi V DPR, Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Wakil Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Sejauh ini kata dia, vaksinasi tahap pertama sudah cukup bagus, persentasenya secara nasional rata-rata telah di atas 40 persen, tetapi vaksinasi tahap dua, rata-rata masih di bawah 20 persen dan sedikit sekali yang telah di atas 20 persen.
Baca juga: Penerima dua dosis vaksin COVID-19 capai 56,9 juta orang pada Sabtu
Baca juga: JK resmikan dua juta vaksinasi bagi Indonesia sehat bersama PMI
Padahal, menurut Suharso, vaksinasi lengkap tahap pertama dan dua, sangat penting sekali untuk memastikan penularan virus tidak tersebar lebih meluas dan seluruh aktivitas masyarakat bisa kembali seperti semula.
"Semua mau berkegiatan seperti sebelum pandemi, pelajar ingin bersekolah seperti sebelum pandemi. Kita merindukan kehidupan yang normal pada waktu itu, kita akan ke titik itu, asalkan sama-sama menjaga kesehatan. Tidak boleh ada yang terlewati mendapatkan vaksin COVID-19," katanya.
Ia memastikan, vaksinasi bukan sesuatu yang aneh, sebab hampir semua masyarakat Indonesia usia 0 hingga balita bahkan di bawah usia 12 tahun, pasti pernah diberi vaksinasi atau imunisasi, misalnya untuk TBC maka divaksin BCG, vaksin DPT, Polio dan sebagainya.
"Setidak-tidaknya ada imunisasi dasar yang harus dialami setiap anak Indonesia sejak dia lahir, bahkan di negara-negara maju, vaksinasi diberikan hingga kepada orang tua," katanya.
Hari ini kata dia, imunisasi dasar di Indonesia masih rendah baru mencapai 57 persen, bahkan secara nasional di masa pandemi COVID-19, persentasenya turun menjadi 37 persen.
"Ini cukup dikhawatirkan, sebab jika imunisasi di tingkat anak-anak rendah maka potensi menderita gagal pertumbuhan (stunting) akan sangat tinggi, mencapai hampir dua kali lipat atau 1,78 kali. Olehnya saya menganjurkan, selain vaksin COVID-19 agar semua anak diimunisasi dengan vaksinasi dasar sehingga bisa menghadirkan generasi Gorontalo yang benar-benar sehat," katanya lagi.
Ia juga berpesan agar vaksinasi COVID-19 dapat dilaksanakan dengan gembira dan digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Baca juga: Wapres: Pandemi segera berakhir Jika semua taat prokes dan vaksinasi
Baca juga: IDI dorong pemerataan distribusi vaksin COVID-19 di luar Jawa
Baca juga: Kemenkes: Masuk evaluasi PPKM, vaksinasi lansia diharapkan meningkat
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021