Jakarta (ANTARA News) - Mesesneg Sudi Silalahi mengatakan, proses evakuasi warga negara Indonesia yang berada di Mesir saat ini masih terus dilakukan walaupun ada kabar pesawat Indonesia belum mendapatkan ijin mendarat di Bandara di Kairo.
"Proses sedang berjalan. Kan suasana di sana belum menentu. Jadi (kondisi-red) di sana kan belum bisa dibayangkan, namun semua proses terus kita lakukan," kata Sudi kepada wartawan di gedung Sekretariat Negara Jakarta, Selasa.
Dijelaskan Sudi, situasi yang tidak menentu seperti yang pernah dialami Indonesia saat awal reformasi pada 1998 terjadi di Mesir dan pemerintah terus berupaya lakukan evakuasi.
Sebelumnya, pada Senin (31/1) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan aparat terkait untuk melakukan evakuasi udara bagi sejumlah warga negara Indonesia yang masih berada di Mesir.
"Melakukan evakuasi udara dari Mesir kembali ke tanah air," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan resmi di Kantor Presiden, Jakarta.
Untuk itu, pemerintah telah membentuk satuan tugas yang dipimpin oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hassan Wirajuda.
Sejumlah perwakilan juga tergabung dalam satgas, antara lain dari kementerian perhubungan dan kementerian kesehatan.
Rencananya, tim akan menggunakan pesawat angkut komersil dan militer untuk memulangkan warga negara Indonesia.
"Kalau bisa berangkat malam ini, berangkat kita," kata Presiden menegaskan.
Sebelum rapat terbatas yang dipimpin Presiden Yudhoyono itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, pemerintah mempertimbangkan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang saat ini masih berada di Mesir.
"Sekarang yang kita lakukan adalah memulai proses evakuasi," kata Marty kepada wartawan.
Marty menegaskan, selama ini pihaknya selalu berkomunikasi dengan kedutaan besar Republik Indonesia di Mesir. Dia akan melaporkan hal itu kepada Presiden Yudhoyono dalam rapat tersebut.
Marty mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan keselamatan warga Indonesia melalui 20 posko dan tiga titik penampungan yang ada di Mesir. (*)
(T.P008/D011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011