Jayapura (ANTARA) - Petinju DKI Jakarta Vinky Montolalu, yang pernah meraih medali perak dalam PON 2016, tersisih di babak perempat final kelas menengah putra (69-75kg) PON Papua di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu.
Menghadapi petinju Papua Barat, Onisimus Aser Kurube, Vinky tampak kesulitan mengimbangi agresivitas lawannya dan beberapa kali memilih untuk melambatkan ritme pertarungan dengan melakukan rangkulan.
Kedua petinju bertarung tiga ronde penuh dan Onisimus dinyatakan pemenang oleh wasit Sunarko asal Jawa Timur setelah tiga dari lima hakim yang bertugas memberikan poin lebih besar untuk atlet berusia 32 tahun itu.
Baca juga: Tiga laga cepat warnai perempat final tinju welter ringan putra PON
Hasil tersebut memupus kesempatan Vinky untuk memperbaiki prestasinya setelah di PON 2016 lalu ia memenangi medali perak kelas welter ringan putra.
Lawan Onisimus di babak semifinal adalah wakil Jawa Barat Maikhel Roberrd Muskita yang sukses menghentikan perlawanan Jhon Yambe asal Sulawesi Selatan setelah bertarung tak sampai dua ronde penuh.
Maikhel tampil percaya diri dan kerap memancing Jhon Yambe untuk melancarkan serangan demi membuka pertahanan sang lawan.
Hasilnya, di pertengahan ronde kedua sebuah pukulan yang dilayangkan Maikhel membuat Jhon Yambe tampak sempoyongan dan wasit Obeth Mano memutuskan menghentikan pertandingan karena atlet Sulsel itu dinilai tak mampu melanjutkan laga.
Baca juga: Lima hari pertandingan, Pertina istirahatkan tujuh wasit dan hakim
Baca juga: Dua pukulan KO warnai perempat final tinju welter putra PON Papua
Babak semifinal kelas menengah putra PON Papua lainnya bakal mempertemukan wakil tuan rumah Josua Manullang dengan petinju Bali Cakti Dwi Putra.
Josua Manullang menang angka 3-2 atas petinju Lampung Rusdianto Suku setelah bertarung tiga ronde penuh.
Sedangkan Cakti Dwi Putra menang angka absolut 5-0 setelah tampil tiga ronde menghadapi wakil Kepulauan Riau Bintang Aries Tanto Pardede.
Rangkaian laga semifinal kelas menengah putra PON Papua dijadwalkan berlangsung pada Senin (11/10) di GOR Cendrawasih.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021