Solo (ANTARA News) - Pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp20 triliun/tahun yang disalurkan lewat Kredit Usaha Rakyat, dalam rangka membantu masyarakat yang memerlukan dana untuk usaha.
"Jadi kalau rakyat pinjam dana ke bank minimal Rp20 juta/orang tidak perlu agunan dan agunannya sudah ditanggung pemerintah," kata Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan, ketika meninjau Pabrik Maubel PT Nagabhuana Aneka Piranti di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat.
Melalui KUR ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat, karena semua rakyat yang mempunyai usaha bisa mengajukan pinjaman ke bank, kalau hanya pinjam Rp20 juta itu tidak perlu agunan karena agunannya sudah ditanggung oleh pemerintah.
Untuk warga yang mengembangkan hutan rakyat juga bisa menfaatkan dana dari KUR tersebut sebagai modal untuk membeli bibit pohon dan lain-lain.
"Berbicara hutan seakan-akan merusak hutan, dulu memang itu benar, tetapi sekarang sudah tidak lagi, karena hutan yang ada tidak hanya dikembangkan oleh pemerintah, tetapi sekarang rakyat juga diberikan kesempatan untuk menghutankan produksi dilahannya masing-masing," katanya.
Untuk industri perkayuan sekarang ini telah berbasis hutan rakyat dan dengan cara ini tidak ada yang dirugikan semuanya untung. "Kami berharap kepada industri kayu juga harus ikut ambil bagian dalam program penghijauan jangan hanya beli kayu dari rakyat saja, tetapi juga bantu bibit kepada petani," pintanya.
"Apabila hutan rakyat itu terus berkembang dan dikelola dengan baik, maka maka industri perkayuan kita akan unggul, karena bahan baku cukup tersedia," katanya.
Menyinggung mengenai masalah perizinan industri perkayuan, Zulkifli Hasan mengatakan, tidak perlu diperketat, karena mereka itu menfaatkan kayu hutan rakyat.
Direktur PT Nagabhuana Aneka Piranti mengatakan perusahaan yang dipimpinnya prodaknya sebagian besar di ekspor ke Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan khusus tahun 2000 telah mengekspor sebanyak 100 kontiner dari berbagai jenis maubel dengan tujuan kenagar tersebut.
Untuk sekarang produksinya rata-rata mencapai 30 kontiner/bulan yang membutuhkan bahan baku kayu jati 1.500 meter kubik sebagian besar diambil dari Perhutani dan sisanya menggunakan kayu hutan rakyat.(*)
(U.J005/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011