Jayapura (ANTARA) - PON Papua selain menjadi perhelatan ajang olahraga nasional yang kini menjadi sorotan, juga memiliki peran mendorong kebangkitan ekonomi di Bumi Cendrawasih lewat penjualan buah tangan yang diburu oleh para pendatang baik penonton, atlet, hingga panitianya.
Selain bisa menemukan buah tangan di gerai-gerai UMKM di lokasi pertandingan, untuk di Jayapura ternyata anda bisa membelinya di Pasar Hamadi.
Berikut ANTARA sajikan beragam oleh-oleh khas Bumi Cendrawasih yang bisa anda beli untuk menjadi cinderamata bagi keluarga dan kolega tersayang.
Baca juga: PON Papua, momentum kebangkitan UMKM dan milenial
Gantungan kunci
Kita mulai dari oleh- oleh yang paling murah yaitu gantungan kunci.
Oleh- oleh gantungan kunci asal Papua merupakan buah tangan yang paling ringkas, tidak memakan tempat, dan mudah ditemukan di seluruh toko suvenir yang berada di kanan kiri jalan Perikanan.
Ada banyak sekali pilihan gantungan kunci yang bisa anda buru dan dijadikan cinderamata bagi keluarga maupun teman terdekat.
Mulai dari bentuk tifa, rumah honai, replika gading, kerang- kerang, hingga bentuk buah pinang dan sirih menjadi gantungan kunci yang sebagian besar ditemukan di Pasar Hamadi.
Baca juga: UMKM lokal "Olethea" sebut PON Papua bantu lebarkan peluang usaha
Ada juga gantungan kunci yang menggambarkan kegiatan masyarakat asli Papua.
Bertepatan dengan perhelatan PON, para penjual suvenir di Pasar Hamadi ikut menyiapkan khusus gantungan kunci dengan tema PON Papua.
Harganya dimulai dari Rp5.000 sampai Rp10.000, maka anda tak perlu kuatir merogoh kocek terlalu dalam untuk membeli cinderamata yang satu ini.
Suvenir ini cocok untuk dibeli oleh anda yang membutuhkan suvenir dalam jumlah yang banyak.
Kerajinan kulit kayu
Kerajinan kulit kayu yang terlihat seperti lukisan juga menjadi salah satu incaran para pelancong di Pasar Hamadi sebagai buah tangan khas Papua.
Mulai dari lukisan etnik hingga lukisan realisme yang menggambarkan kegiatan masyarakat dilukiskan dengan cantik di atas kulit kayu yang bisa menjadi hiasan mempercantik tempat tinggalmu.
Terlihat menawan dan sangat berkearifan lokal, hiasan itu ternyata dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau dimulai dari harga Rp50.000.
Pilihan lukisan yang banyak, menjadikan anda memiliki banyak opsi untuk membeli lebih dari satu kerajinan kulit kayu.
Noken
Noken dikenal sebagai bagian dari bagian yang paling penting bagi orang Papua.
Tak hanya sekadar berfungsi sebagai tempat penyimpanan tapi juga sebagai simbol pembawa keberkahan.
Noken juga turut menjadi salah satu suvenir incaran para pelancong luar daerah untuk dijadikan buah tangan khas Papua.
Dijual mulai harga Rp 100.000 untuk ukuran kecil, harganya bertambah mengikuti ukuran dan kapasitas noken.
Noken yang dijual di Pasar Hamadi rata-rata diproduksi oleh mama-mama dari kawasan Wamena.
Dibuat dari akar ataupun kulit kayu, noken dirajut sedemikian rupa oleh masyarakat Papua sebagai salah satu benda penting dalam mata pencaharian mereka.
Selain noken, tas- tas rajutan dari benang yang dibuat mama-mama juga ikut menjadi primadona sebagai buah tangan dari Papua.
Tas- tas rajut itu dijual mulai harga Rp30.000 dari ukuran paling kecil dan harganya bertambah mengikuti ukuran tasnya.
Tas itu pun terdiri dari beragam pilihan warna, motif, dan juga ukuran.
Hampir seluruh penjual suvenir di Pasar Hamadi menjual noken dan juga tas rajutan yang berasal dari keterampilan para mama- mama Papua.
Baca juga: PON Papua ajang perkenalan UMKM Mimika dengan transaksi digital
Ikat kepala
Ikat kepala merupakan aksesoris pakaian adat Papua yang bisa menjadi suvenir untuk diperhitungkan sebagai oleh-oleh unik dari Tanah Papua.
Di Pasar Hamadi, ikat kepala untuk pria yang dihiasi bulu burung kasuari dan ikat kepala untuk wanita yang dihiasi bulu ayam dijual mulai dari Rp150.000 hingga harga mencapai jutaan rupiah.
Ikat kepala menambah kecantikan dan ketampanan penggunanya, selain bisa digunakan sebagai bagian pakaian tradisional anda bisa menggunakan ikat kepala sebagai hiasan di rumah anda.
Anda bisa membeli ikat kepala yang dibuat langsung oleh penjualnya yaitu Rustam (60) di toko Port Numbay Art.
Rustam juga merupakan salah satu pengrajin yang terlibat membuat ikat kepala untuk para penari yang terlibat dalam pembukaan PON XX Papua.
Ukiran kayu
Ukiran kayu juga menjadi salah satu suvenir unik yang bisa dibawa pulang.
Tentunya ini cocok untuk anda yang menyukai aksesoris etnik untuk mempercantik rumah anda.
Salah satu ukiran kayu yang dicari adalah ukiran kayu dengan sentuhan motif dari suku Asmat.
Harganya pun terbilang cukup terjangkau, dimulai dari Rp250.000 anda bisa membawa hiasan yang juga menjadi pajangan harian di Kampung-Kampung adat Papua.
Dengan mempercantik rumah anda menggunakan ukiran kayu, tentu rumah anda akan memiliki sentuhan dari kawasan timur di Indonesia.
Suvenir khusus PON
Drawa dan Kangpho, dua maskot dari PON Papua pun menjadi incaran di Pasar Hamadi selama perhelatan PON XX Papua berlangsung.
Begitu ikoniknya dua maskot itu, sehingga masyarakat memburu suvenir yang dibubuhi gambar keduanya mulai dari baju, lukisan kulit kayu, hingga aksesoris lainnya.
Tentunya suvenir dengan gambar Drawa dan Kangpho hanya ada secara terbatas oleh karena itu jika anda ingin mengoleksi suvenir Kangpho dan Drawa ada baiknya ada segera membelinya sebelum kehabisan.
Pasar Hamadi terletak di Jalan Perikanan Pasar Sentral dan dibuka setiap hari mulai pukul 06.00- 18.00 WIT.
Harganya pun terbilang cukup terjangkau untuk memberi buah tangan bagi keluarga karena anda bisa melakukan tawar- menawar selayaknya melakukan transaksi di pasar tradisional.
Tips lainnya saat berkunjung ke Pasar Hamadi ada baiknya siapkan topi dan kacamata hitam karena jika berkunjung di siang hari, sinar matahari cukup terik di kawasan itu.
Baca juga: PON Papua ajang perkenalan UMKM Mimika dengan transaksi digital
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021