Kembali masuknya investor asing ke pasar Asia termasuk Indonesia yang menjadi target investasi memberi kontribusi pada penguatan rupiah

Jakarta (ANTARA News) - Faktor teknikal membuat pergerakkan mata uang dalam negeri (Rupiah) terus menuai posisi positif, ditambah mulai masuknya kembali investor asing ke pasar modal Indonesia.

Kurs Rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Jumat pagi menguat tipis sebesar 3 poin ke posisi Rp9.022 dibanding pada posisi rupiah sebelumnya yang berada di posisi Rp9.025.

"Salah satu pemicu penguatan rupiah adalah faktor tehnikal, sebelumnya rupiah terus tergerus mengalami tren bearish (pelemahan), saat ini rupiah berbalik arah," kata analis bidang sekuritas, Wim Alfatih di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, rupiah sudah mulai masuk tren bullish (penguatan) kendati pergerakkan mata uang dalam negeri ini masih dalam kisaran sempit.

Selain itu, lanjut dia, negara-negara berkembang dikawasan Asia termasuk Indonesia kembali menjadi saasaran tempat investasi, terutama di pasar modal.

"Kembali masuknya investor asing ke pasar Asia termasuk Indonesia yang menjadi target investasi memberi kontribusi pada penguatan rupiah," kata

Ia mengatakan, ekspektasi pertumbuhan Indonesia yang optimis akan tercapai mendorong pelaku pasar asing datang ke dalam negeri.

"Fundamental ekonomi Indonesia, dinilai masih tetap akan tumbuh dan menjadi salah satu negara yang memiliki ekspektasi pertumbuhan ekonomi positif pada tahun ini di kawasan Asia," kata dia.

Ia menambahkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus menguat, turut memberi kontribusi bagi pergerakan mata uang dalam negeri. Rupiah menguat dipicu investor asing kembali membeli lebih banyak saham lokal dibandingkan yang jual dalam beberapa hari.

"Faktor paling dominan yang mempengaruhi pergerakan Rupiah karena pelaku pasar global lebih cenderung memilih investasi pada aset berisiko tinggi seperti saham, komoditas, dan mata uang yang memberikan imbal hasil tinggi," kata dia.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011