Washington (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak dalam wawancara dengan ABC, Kamis. mengatakan bahwa pemerintahnya tidak bertanggung jawab atas kekerasan di Lapangan Tahrir, Kairo. Ia dan menyalahkan kelompok oposisi Ikhwanul Muslimin.

"Saya sangat tidak gembira (dengan apa yang terjadi) kemarin. Saya tak ingin melihat warga Mesir berkelahi satu sama lain," kata Mubarak seperti yang dikutip dalam potongan wawancara dengan Koresponden televisi ABC Christiane Amanpour.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa dia sangat terusik oleh kekerasan yang kita lihat di Lapangan Tahrir pada beberapa hari terakhir tetapi pemerintahnya tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut," kata Amnapour dalam laporannya mengenai wawancara tersebut.

"Malah dia menyalahkan Ikhwanul Muslimin, partai yang dilarang," tambahnya.

Sementara itu Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan aksi protes lebih besar dan konfrontasi serius dapat terjadi di Mesir pada hari Jumat. Para diplomat AS menekan pemerintah Mesir agar membantu menghentikan gelombang kekerasan terhadap wartawan.

"Saya pikir ini bukan peristiwa acak," kata juru bicara Deplu AS P.J. Crowley dalam taklimat dengan wartawan pada Kamis. Ia mengemukakan hal itu setelah para wartawan dilaporkan mendapat serangan karena meliput aksi protes menentang Presiden Mubarak.

"Ada baiknya untuk antisipasi peristiwa besok ... kami kira jumlah pengunjuk rasa di jalan-jalan akan meningkat dan berdasarkan kejadian-kedijan kemarin, bisa jadi akan ada konfrontasi," katanya.

Crowley mengatakan AS ingin melihat pemerintah Mesir dan kelompok oposisi memulai segera perundingan serius.

Menurut dia, Washington yakin unsur-unsur yang dekat dengan pemerintah atau partai yang berkuasa pendukung Mubarak bertanggung jawab atas kekerasan terhadap pemerotes pada Rabu.
(M016/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011