Bandung (ANTARA News) - "Alla ngak ngak mau pulang lagi ke Mesir. Di Mesir banyak demo terus ada bom. Di Mesir Alla ngak bisa main di luar," kata Alla (6) Bin Muhammad Taisir Al Azhar, bocah perempuan asal Indonesia yang berhasil dievakuasi dari Mesir tanpa orang tuanya.
Dia dipulangkan ke tanah air bersama adiknya Afnan (4). Orang tua mereka, yakni Muhammad Taisir Al Azhar (35) dan Ummi Kulsum, masih negeri yang kini tengah bergejolak tersebut.
Ditemui di kediaman kakeknya, Pandi Upandi, di Jalan Riung Tineung No 13 RT03/09 Komplek Riung Bandung, Kamis petang, Alla yang mengenakan baju berwarna kuning tampak bermain dengan adiknya Afnan dan saudara-saudaranya.
Tak tampak raut kesedihan di wajah perempuan yang baru menginjak kelas satu sekolah dasar di Mesir tersebut.
Kakak beradik Alla dan Afnan tiba di Tanah Air pada Rabu (2/2). Keduanya pulang ke tanah air dan masuk dalam manives penumpang Garuda evakuasi gelombang pertama.
Alla mengatakan sangat menikmati perjalanan dari Mesir ke Tanah Air dengan menggunakan maskapai Garuda.
"Di pesawat Alla main sama Afnan terus sama teman Umi," katanya.
Ketika ditanyakan apakah dirinya merasa kangen terhadap ibu bapaknya yang masih berada di Mesir, bocah yang bercita-cita menjadi seorang dokter itu pun mengiyakan.
"Iya kangen sama Umi dan Abi. Tapi kata Umi dan Abi, Alla ngak boleh nangis dan nakal kalau sudah tiba di rumah Nini sama Aki," ujar Alla.
Setibanya di Tanah Air, Alla dan Afnan langsung dijemput oleh kakek dan bibinya, Rahmi (26).
Rahmi menuturkan, dirinya sempat kaget ketika dikabari oleh sang kakak bahwa dia menitipkan dua dari tiga buah hatinya kepada rekannya di Mesir bernama Neng Beth yang akan pulang ke Indonesia.
"Saya kaget sekali. Tiba-tiba si teteh (Umi Kulsum) menelpon pada Selasa sore dan bilang ke saya nitip Alla dan Afnan. Alla sama Afnan teteh titipin ke teman teteh dan satu jam lagi akan take off bersama rombongan WNI yang dievakuasi dari Mesir," kata Rahmi.
Mengetahui kabar tersebut, Rachmi dan ayahnya langsung menuju ke Jakarta saat itu juga dan tiba di Terminal III Haji, Bandar Udara Soekarno-Hatta pada Rabu dini hari.
"Waktu itu perasaaan saya campur aduk, sedih, bahagia dan cemas bersatu. Saya cemas karena saya mencari dua anak kecil yang pulang dari Mesir di bandara. Tapi Alhamdulillah setelah menunggu cukup lama saya bisa bertemu dengan keponakan saya," kata Rahmi yang sehari-hari menjadi guru.
Ia menuturkan, wartawan yang sedang meliput di bandara ternyata sangat membantu dirinya untuk bisa bertemu dengan Alla dan Afnan.
"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman wartawan, karena waktu itu saya bertanya kepada seseorang yang saya kira bukan wartawan. Saya bertanya kepada pria itu kira-kira sampai kapan saya harus menunggu agar bisa menjemput keponakan saya. Kemudian dia balik nanya ke saya, memangnya mbak siapa? Saya mau jemput keponakan saya dari Mesir.
"Sama orang tuanya? tanya si pria itu kepada saya. Saya jawab nggak mas, nggak sama orang tua. Dari situ saya dipermudah karena dikerumuni wartawan," ujarnya.
Ia menjelaskan, orang tua Alla dan Alfan nekat memulangkan anaknya ke tanah air demi keselamatan.
Selain demi keselamatan kedua keponakannya, visa bapak kandung kedua anak tersebut telah habis dan tengah menyelesaikan studi S2 di Sudan.
"Visa kakak ipar saya sudah habis, selain itu dia juga sedang menyelesaikan tesis S2nya. Memang tadinya mereka berencana pulang akhir tahun lalu atau awal tahun lalu, tapi tiba-tiba saja di mesir ada konflik politik," katanya.
Kedua keponakannya tersebut, kata dia, dititipkan kakak kandunnya kepada Rani dan Apep, tetangga orang tuanya di Mesir.
Menurut Rachmi, orang tua Alla dan Alfan sudah menetap di Mesir sejak tahun 2001. Mereka tinggal di sebuah apartemen di kawasan Naser City, Mesir.
Selama menetap di Mesir Umi Kulsum bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia, dan Taisir menempuh pendidikan S2 di Universitas Al-Azhar.
Ia menambahkan, kakak kandungnya mengirimkan sepucuk surat bersamaan dengan kepulangan kedua keponakannya.
"Teteh nulis surat, isinya meminta keluarga di Indonesia untuk menjaga sementara Alla dan Afnan. Teteh berpesan agar Alla dan Afnan untuk tetap bisa melanjutkan sekolahnya di Indonesia. Dia juga menyertakan dokumen-dokumen penting seperti akta kelahiran Alla dan Afnan agar bisa sekolah di Indonesia dan uang untuk uang pangkal Alla dan Afnan sekolah di sini," kata Rachmi.
Facebook
"Saya tidak menyangka kalau facebook sangat membantu sekali bagi saya agar bisa berhubungan dengan kakak saya di Mesir," kata Rachmi.
Ia mengatakan, salah satu cara yang paling efektif agar bisa berkomunikasi dengan kakak kandungnya di Mesir ialah melalui facebook.
"Saya tahu kabar teteh melalui akun facebooknya, tapi memang semenjak ada konflik, saya sempat mengalami kendala untuk berkomunikasi dengan teteh," katanya.
Meski kedua keponakannya telah tiba di Indonesia, namun Rachmi beserta ibu bapaknya berharap, sang kakak dan suaminya bisa segera menyusul pulang ke tanah air dengan keadaan selamat.
"Teteh bilang ke saya, kalau dia beserta suaminya dan anak bungsunya yang berusia tiga bulan bernama Hurin belum bisa pulang, tapi keadaan dia di Mesir Insya Allah baik-baik saja karena tempat tinggal mereka jauh dari lokasi demo," ujar Rahmi.(*)
(U.KR-ASJ/Y003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011