Pada laga final, Shintia meraih kemenangan mutlak atas pegulat Kalimantan Timur Annisa Safitria.
Peraih medali perak PON Jawa Barat 2016 itu cukup tenang menghadapi Annisa yang belum lama naik ke kelas senior.
Sebanyak delapan poin dikumpulkan Shintia lewat dua bantingan keras atas lawannya pada babak pertama, ditambah dua poin tambahan membuatnya menang mutlak dan membuka keran medali bagi Jawa Timur pada hari pertama pertandingan gulat.
"Untuk permainan tadi di final saya yang pertama saya yakin Allah bersama saya," kata Shintia yang baru pertama kali menghadapi atlet dari Kalimantan Timur.
Baca juga: Shintia Eka persembahkan emas pertama gulat untuk Jatim
"Saya yakin saya bisa, enggak ada pikiran sekalipun saya kalah dan saya main seperti biasanya, seperti latihan... dengarkan instruksi pelatih dan saya yakin pasti bisa."
"Saya bangga dengan diri saya sendiri atas latihan berat selama ini dan sudah ditempuh. Akhirnya saya bisa mewujudkan cita-cita saya untuk medali emas ini," kata Shintia.
Pegulat yang bakal genap berusia 25 tahun pada Oktober itu terpaksa bersabar setelah gelaran pesta olahraga empat tahunan itu tertunda setahun padahal dia telah berlatih intensif untuk partisipasi keduanya.
"Yang paling berkesan itu latihannya soalnya diundur setahun sehingga latihannya dua tahun sejak Pra-PON (2019). Nah itu saya manfaatkan untuk membenahi kekurangan saya, mempelajari musuh-musuh saya."
Pada perebutan tempat ketiga, Elvi Siska membawa pulang medali perunggu ke Sumatera Barat setelah menang dengan jatuhan atas wakil tuan rumah Dewi Sartika.
Baca juga: Candra Marimar persembahkan emas gulat kedua untuk Jatim
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021