Mereka terdiri atas anak-anak, wanita, orang sakit, WNI yang terlantar yaitu mereka yang terjebak seperti wisatawan atau peserta seminar serta mahasiswi Indonesia di Universitas Al Azhar
Jakarta (ANTARA News) - Warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Mesir pada gelombang kedua akan tiba di Tanah Air pada Jumat (4/2) siang, kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Jakarta, Kamis.
"Pagi ini pukul 09.30 WIB, kami sudah memberangkatkan kembali pesawat Garuda Boeing 747-400 menuju Kairo lewat Jeddah, Arab Saudi, dan direncanakan kembali ke Jakarta pada Jumat (4/2) siang," kata Menlu Marty Natalegawa.
Pesawat tersebut akan singgah lebih dulu di Jeddah, Arab Saudi, dan diperkirakan tiba di Kairo, Mesir, pukul 18.00 waktu setempat (23.00 WIB) untuk mengevakuasi sekitar 430 warga Indonesia.
"Mereka terdiri atas anak-anak, wanita, orang sakit, WNI yang terlantar yaitu mereka yang terjebak seperti wisatawan atau peserta seminar serta mahasiswi Indonesia di Universitas Al Azhar," kata Marty.
WNI yang akan dievakuasi sudah melakukan registrasi di Posko Siaga KBRI Kairo di kantor konsuler di Nasr City pada Kamis mulai pukul 10.00 waktu setempat dan diharapkan sebelum berakhirnya jam malam pukul 15.00 waktu Kairo sudah tiba di bandara setempat.
"Tentu hal tersebut bukan suatu operasi yang mudah dan tanpa resiko karena sulit untuk memindahkan 430 orang dengan kendaraan kecil berjenis sedan milik KBRI di tengah kota yang sedang berkecamuk," tambah Marty.
Pesawat evakuasi dijadwalkan berangkat menuju Jakarta pukul 21.30 waktu setempat.
Menurut Marty, bagi mereka yang belum dapat dievakuasi pemerintah juga memperhatikan bahan logistik yang diperlukan.
"Kami juga mengetahui keperluan bahan logistik dengan mengirimkan logistik tersebut menggunakan pesawat yang berangkat dari Jakarta ke Kairo," katanya.
Sejauh ini situasi di posko penampungan WNI, khususnya empat posko di Nasr City masih dapat dikelola oleh staf KBRI bekerja sama dengan mahasiswa, tim Satgas dan staf kemlu yang secara bertahap dikirim ke sana.
"Situasi masih dalam batas pengelolaan staf KBRI dan kami juga menghindari pengumpulan warga yang terlalu besar di satu tempat sehingga kami menyebarkannya ke 20 posko," tambahnya.
Namun ia tidak dapat memastikan jumlah pasti WNI yang akan dievakuasi karena situasi akan selalu berubah.
"Yang jelas pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi semua warga yang mau untuk dievakuasi, kami pun terus melakukan kontak dengan Dubes Indonesia di Kairo setiap setengah jam," kata Marty.
Sementara itu, 411 WNI yang sudah tiba di Jakarta pada Rabu (2/2) pukul 13.30 WIB secara bertahap sudah meninggalkan tempat sementara di Asrama Haji Pondok Gede.
"WNI yang berasal dari Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi serta beberapa kota di sekitar pulau Jawa sudah kembali ke rumah masing-masing, sementara 125 WNI yang berasal dari luar Pulau Jawa sedang menunggu proses pemulangan lewat transportasi udara," katanya.
Ia juga menyampaikan pentingnya pendataan WNI yang dievakuasi untuk mempermudah proses untuk mereka kembali ke Mesir.
"Bagi WNI yang memang harus kembali ke Mesir seperti untuk urusan kuliah, pemerintah menjanjikan fasilitas untuk kembali ke Mesir," tambahnya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya Mesir mengalami demonstrasi besar-besaran selama sepuluh hari berturut-turut yang memaksa berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara lain untuk mengevakuasi warganya dari Mesir.
Keadaan di Mesir makin memanas setelah pada Rabu (3/2) terjadi bentrokan antara para pendukung dan penentang Presiden Mesir Hosni Mubarak yang menewaskan setidaknya lima orang dan lebih dari 1.500 lain terluka di Kairo.
(KR-DLN/A041/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011