Kabupaten Mimika (ANTARA) - Ada yang menarik saat upacara penutupan pertandingan panjat tebing untuk kejuaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada Jumat.
Di arena Panjat Tebing SP2 Mimika, tampak sejumlah pemuda-pemudi berpakaian taurin, pakaian adat Mimika tampil gagah seperti mau perang.
Hanya mengenakan tapena, rumbai-rumbai yang menutupi bagian bawah hingga lutut bagi yang pria. Dan bagi wanita, mengenakan baju warna merah.
Wajah hingga seluruh badan mereka dihias dengan tinta putih, seperti ksatria yang menutupi kepala mereka. Tentunya, tampilan mereka ini membuat daya tarik bagi siapa saja yang melihat.
Lalu, tifa dipukul berkali-kali. Ternyata, tifa digunakan untuk alat komunikasi mengumpulkan semua masyarakat Suku Kamoro, suku asli Mimika yang mendiami pesisir Kabupaten Mimika.
Lalu para penari yang merupakan siswa Sanggar Tari SMP Negeri Koperapeka itu mulai menari. Tarian ini pun membuat penonton di tribun Arena Panjat Tebing SP2 Mimika sangat antusias.
Pesan Damai
Tarian perdamaian itu menceritakan awal-mula peperangan antara dua suku besar di Papua yaitu Papua pantai dan Papua pegunungan.
Penyebab peperangan lagi-lagi karena batas wilayah dari kedua suku tersebut.
Fenomena ini diangkat melalui berbagai gerakan dan lengkingan para penari tarian kreasi tersebut saat pertunjukan.
Ada fase ketika semua penari tiba-tiba merebahkan diri ke lantai, dan seorang penari yang masih berdiri melihat sekelilingnya dan berteriak melengking, amat pilu.
Ini menggambarkan bahwa semua peperangan tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali korban jiwa dan kerugian yang amat besar.
Kemenangan dalam peperangan hanya sementara, keuntungan darinya pun fana.
Lalu ada pula fase ketika para penari menaruh tangan di dada, sembari melafalkan sumpah pemuda.
Setelah itu musik berubah suasananya menjadi ceria. Para penari tampak menari dengan suka cita.
Tarian perdamaian ini dibuat agar semua warga Papua bersatu dalam balutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak ada yang boleh memisahkan.
Lewat tarian perdamaian inilah, pesan perdamaian diharapkan sampai kepada dunia. Bahwa seluruh Papua, semua bersaudara. Warga Papua adalah warga NKRI, dipersatukan oleh Bendera Merah-Putih.
Tampak dari berbagai gerakan teatrikal dan juga aksi penari mengibas-kibaskan Sang Saka Merah-Putih ke arah langit.
Agar benar-benar tercapai perdamaian yang semakin hari semakin baik, dan tanpa konflik tentunya. Papua tidak boleh dipisahkan oleh apapun juga.
Karena perceraian terasa pedih dan hanya menimbulkan amarah yang menyakitkan. Untuk itu, mari hentikan segala pertikaian dan penggunaan kekerasan.
Pesan tarian perdamaian ini diharapkan sampai ke semua suku-suku yang ada di tanah Papua, agar terus bersatu dan menjaga persatuan dan kesatuan.
Karena hanya itu yang bisa mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
Para juara
Pekan Olahraga Nasional menjadi ajang multievent terbesar di Indonesia yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Pada pelaksanaannya kali ini yaitu PON ke-20 atau PON XX terasa spesial, karena diselenggarakan di Bumi Cenderawasih yaitu Provinsi Papua yang dikenal memiliki keindahan alam dan budaya dan diyakini bisa memberikan warna tersendiri pada pelaksanaan PON ke-20 kali ini.
Khusus panjat tebing atau panjat dinding mungkin lebih tepatnya. Pertandingan diadakan di Arena Panjat Tebing SP2 Mimika. Dan di sana tidak ada tebing, tapi ada tiga dinding yang megah, satunya memiliki hiasan ornamen perisai besar di tengah-tengah, yang digunakan untuk pertandingan nomor lead.
Pertandingan penutup panjat tebing hari ini adalah nomor 'combined' perorangan untuk putra dan putri. Nomor combined ini menggabungkan tiga nomor utama di cabang olahraga panjat tebing, yakni speed, lead, dan boulder. Masing-masing atlet harus menuntaskan tiga nomor tersebut dan untuk meraih juara harus menjadi yang terbaik di ketiganya.
Baca juga: Jateng borong dua medali emas sekaligus dari cabang panjat tebing
Kontingen Nusa Tenggara Barat merebut medali emas setelah memenangi perlombaan nomor combined perorangan putri melalui Nurul Iqamah.
Sedangkan Fatchur Roji dari Jawa Timur berhasil menjadi peringkat satu di nomor 'combined' perorangan putra dan berhak atas medali emas.
Dengan hasil itu, Jawa Timur pun dinobatkan sebagai juara umum pada kejuaraan panjat tebing PON XX Papua.
Mereka telah mengumpulkan enam medali emas, lima medali perak dan tiga medali perunggu, sehingga kokoh di puncak klasemen.
Sementara peringkat dua ditempati oleh tuan rumah Papua dengan total koleksi medali tiga emas, satu perak, dan satu perunggu.
Dan peringkat ketiga ditempati oleh Jawa Tengah dengan koleksi medali dua emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Warna-warni pertandingan
Pertandingan panjat tebing memiliki 16 nomor untuk dipertandingkan. Di antaranya ada nomor:
1. Speed klasik campuran
2. Speed world record perorangan putra
3. Speed world record perorangan putri
4. Speed relay putra
5. Speed relay putri
6. Lead campuran
7. Lead perorangan putra
8. Lead perorangan putri
9. Lead beregu putra
10. Lead beregu putri
11. Boulder perorangan putra
12. Boulder perorangan putri
13. Boulder beregu putra
14. Boulder beregu putri
15. Combined perorangan putra
16. Combined perorangan putri
Seluruh pertandingan tidak selalu berjalan mulus, pasti ada protes dan banding saat pertandingan dan memang ini diperbolehkan dalam aturan.
Seperti saat pertandingan perebutan ketiga nomor speed relay putra, ada aksi protes yang diberikan oleh DKI Jakarta ketika atlet Jawa Barat dinilai mencuri start.
Pemanjat DKI Jakarta tidak meneruskan perlombaan, namun waktu terus berjalan dan para atlet Jawa Barat silih berganti memencet tombol penghenti pengatur waktu (timer).
Namun hakim pertandingan melihat aksi para atlet DKI Jakarta, lalu menghentikan pertandingan sesaat dan memanggil kedua manajer tim DKI dan Jawa Barat untuk berdiskusi.
Baca juga: Jawa Timur pimpin klasemen perolehan medali panjat tebing
Diskusi berlangsung agak lama karena rencananya pertandingan akan diulang. Tapi mencuri start, menurut aturan yang berlaku, tidak diperbolehkan.
Karena itu, akhirnya Dewan Hakim memenangkan regu 'Speed Relay' putra DKI Jakarta.
Tangisan atlet Jawa Barat mewarnai arena saat itu setelah pertandingan dinyatakan selesai.
Tapi setiap pertandingan pasti ada yang kalah dan menang. Sehingga seluruh peserta bisa tetap ceria hingga saat acara penutupan (closing ceremony) pertandingan panjat tebing.
Pecah rekor
Pertandingan panjat tebing juga diwarnai pencapaian-pencapaian rekor catatan waktu yang bisa dibilang sanggup melewati rekor dunia.
Andai saja sarana dan prasarana pertandingan panjat tebing di PON XX Papua itu sudah bersertifikat, pasti rekor-rekor tersebut bisa diakui oleh Federasi Panjat Tebing Internasional.
Ada dua atlet putra maupun putri yang bertanding di nomor speed world record perorangan dan memecahkan rekor.
Di antaranya Raharjati Nursyamsa dari Jawa Barat dan Rajiah Sallsabilla dari Banten.
Salah satu atlet putri dari Banten Rajiah Sallsabilla mampu memecahkan rekor untuk nomor speed world record perorangan putri, mengalahkan rekor dunia yang diraih oleh Alexandra Mirosław dari Lublin, Polandia di Olimpiade Tokyo 2020.
Catatan waktu Rajiah yang saat itu bertanding di semifinal nomor speed WR perorangan putri adalah 6,74 detik. Itu mengalahkan catatan waktu Alexandra yaitu 6,84 detik dan juga atlet andalan Jawa Tengah Aries Susanti Rahayu yang meraih catatan waktu 6,995 detik.
Sedangkan Atlet Panjat Tebing Kontingen Jawa Barat Raharjati Nursyamsa tampil luar biasa dengan mengalahkan catatan waktu pemegang rekor dunia panjat tebing Veddriq Leonardo dari Kalimantan Barat saat bertanding di semifinal nomor Speed World Record Perorangan Putra.
Pencapaian Raharjati bahkan dikomentari oleh Veddriq sendiri usai pertandingan. Menurut Veddriq, pencapaian Raharjati sebetulnya luar biasa, namun dirinya berhasil fokus pada pertandingan, sehingga bisa merebut medali emas nomor Speed WR Perorangan Putra pada kejuaraan Panjat Tebing PON XX Papua.
"Tadi saya dengar ada catatan waktu 5,1 (detik) dari Jabar, itu pencapaian luar biasa sebenarnya. Tapi saya hanya ingin fokus pada pertandingan," kata Veddriq yang saat itu berhasil menang di final melawan Raharjati.
Arena pertandingan akan selalu panas, namun para pemain selalu menjunjung tinggi sportifitas demi menjaga persatuan dan kesatuan.
Baca juga: Jateng borong dua medali emas sekaligus dari cabang panjat tebing
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021