Acara berlangsung dari Rabu malam mulai pukul 19.00 WIB hingga Kamis dini hari, bertempat di markas Persatuan Gerak Badan Bangaun Putih Janal Gardu Tinggi, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Puluhan warga Tionghua bersama-sama warga non-Tionghua setempat menggelar malam perayaan datangnya tahun Kelinci Emas tersebut.
Menurut Karta Lugina, sesepuh dari Persatuan Gerak Badan Bangau Putih, tradisi tersebut sudah turun temurun dilaksanakan sejak perkumpulan bela diri kung fu tersebut dibentuk.
"Tradisi merayakan Imlek dengan kegiatan keroncong dan atraksi kung fu sudah ada sejak PGB berdiri tahun 1950, hingga saat ini kami masih terus melaksanakannya," katanya saat dijumpai malam itu.
Karta menyebutkan, lantunan lagu keroncong pada malam Imlek sudah menjadi bagian dari persatuan PGB Bangaun Putih.
"Kita memiliki grup keroncong sendiri yang diasuh dibawah PGB Bangu Putih, naman grubnya Asmara," katanya.
Ia mengatakan, musik keroncong sudah menjadi bagian dari PGB Bangau Putih yang sering mengikuti festival dan juga tampil di siaran radio pemerintah.
"Selain memiliki grub musik keroncong, PGB Bangau Putih juga mengajarkan bela diri kung fu dan pertunjukan tarian Qilin," katanya.
Pesatuan PGB Bangau Putih asli Kota Bogor, dan sudah memiliki murid yang menyebarkan perguruan hingga ke luar negeri seperti Amerika, Jerman, Prancis, hingga Arab Saudi.
"Murid-murid kita sudah menyebar hingga ke mancanegara, semua berasal dari Bogor," katanya.
Karta menyebutkan, tradisi keroncong yang digelar perguruannya selain untuk meriahkan malam pergantian tahun Imlek, juga untuk menjaga silaturahmi antara warga setempat.
Malam pergantian tahun tersebut juga menyajikan berbagai macam makanan, mulai dari spageti, ayam pop tanpa kulit, berbagai macam jenis kue dan tidak ketinggalan jeruk.
Tepat pada pukul 00.00 WIB, pertujukan keroncong dihentikan sejenak, masyarakat Tionghua menggelar sembahyang bersama, ditemani masyarakat setempat yang menyaksikan ritual.
Berbagai lagu mulai dari lagu nostalgia hingga tradisional dari Batak, Jawa hingga Maluku dilantun para penyanyi yang datang dari lingkungan setempat. (LR/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011