Jakarta (ANTARA News) - Peminat saham PT Garuda Indonesia pada penawaran perdana (IPO) hari pertama untuk kelompok ritel di Jakarta relatif sepi karena diduga minimnya publikasi.

"Hari pertama di Jakarta ini, memang relatif sepi. Karena banyak rencana iklan di sejumlah media massa tidak terbit. Padahal, kami sudah berusaha (pasang iklan)," kata Group CFO dan EVP Corporate Strategy, PT Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan di sela Penawaran Saham IPO Garuda di Jakarta, Rabu.

Akibatnya, kata Elisa, banyak investor ritel tidak tahu dimana tempat penawaran saham perdana. "Namun, pada sesi penawaran berikutnya pada 4 dan 7 Februari, kita harapkan lebih baik (ramai)," katanya.

Elisa juga menyatakan, periode penawaran saham IPO Garuda ini juga dilakukan secara serempak di beberapa kota seperti Aceh, Medan, Padang, Palembang, Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Balikpapan dan Makasar.

Ia juga menambahkan, penawaran saham perdana untuk ritel porsinya tetap 5-7 persen.

Ditanya kondisi penawaran untuk korporat, Elisa hanya mengatakan, hal itu ada di penjamin emisi. "Tanggal 9 Februari baru dibuka (penjatahannya)," katanya.

Pengamatan ANTARA menunjukkan sejak dibuka pukul 09.00 WIB, peminat tidak ramai. Tidak ada pengaturan yang relatif sibuk dari sejumlah petugas yang melayani pemesanan untuk ritel ini.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan harga penawaran saham perdana (IPO) PT Garuda Indonesia sebesar Rp750 perlembar, dengan jumlah saham yang dilepas sebesar 26,67 persen atau setara dengan 6,355 miliar lembar saham.

Dari jumlah itu, sebesar 4,4 miliar lembar merupakan milik Garuda, sedangkan sisanya 1,935 miliar saham milik Bank Mandiri di Garuda.

Dengan porsi saham tersebut Garuda memperoleh sebesar Rp3,3 triliun, sedangkan Bank Mandiri sebesar Rp1,451 triliun. sehingga total hasil penerimaan dari IPO Garuda mencapai Rp4,751 triliun.

Sebanyak 80 persen dari total saham dialokasikan untuk investor lokal baik investor institusional maupun ritel, sisanya 20 persen untuk investor asing.

Sementara itu, saham perdana PT Garuda Indonesia dirumorkan dijual di level Rp650 per saham di pasar gelap karena banyak investor yang memesan melebihi kemampuan finansialnya.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo, seperti dikutip sebuah situs berita, membenarkan adanya rumor saham perdana dari Initial Public Offering (IPO) PT Garuda Indonesia dijual di level Rp650 di pasar gelap.

Hal itu dipicu aksi investor yang memesan saham lebih banyak dari kemampuan finansialnya.

Saat bookbuilding, banyak investor yang mendapatkan saham maskapai penerbangan ini terlalu banyak.

Karena itu menurutnya, sangat masuk akal jika di pasar gelap saham penerbangan ini dihargai Rp650.

Periode penawaran saham Garuda dimulai Rabu (2/2) ini, lalu 4 dan 7 Februari 2011, penjatahan pada 9 Februari 2011, distribusi dan pengembalian dana 10 Februari 2011 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Februari 2011.
(E008/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011