Jakarta (ANTARA News) - Bakrie Microfinance Indonesia (BMF), lembaga keuangan mikro yang didirikan Keluarga Bakrie, menargetkan menyalurkan kredit mikro tanpa agunan pada 1 juta keluarga pra-sejahtera (miskin red) pertahuan agar mempunyai modal untuk usaha.

Aburizal Bakrie, yang mewakili keluarga Bakrie, dalam rilisnya, Selasa, mengatakan BMF didirikan untuk memberi perhatian pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Ical, pendirian BMF yang merupakan Lembaga keuangan mikro ini terinspirasi Grameen Bank di Bangladesh ini diarahkan untuk memberdayakan masyarakat dan tidak bertujuan mencari untung dari kegiatannya.

"Kami tidak mengambil untung satu sen pun. Keuntungan bukan untuk perusahaan, tapi diputar bagi masyarakat," kata Ical.

Mantan Menkokesra pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, itu menjelaskan, BMF juga bukan merupakan kegiatan amal yang membagi-bagikan bantuan.

Namun, lanjutnya, lembaga ini memberikan kredit mikro tanpa agunan pada keluarga pra-sejahtera agar punya modal untuk usaha.

Seperti halnya Grameen Bank, semangat BMF adalah memberdayakan, bukan sekadar membantu, kata Ical, semangat ini juga terinsipirasi dari pesan pendiri Kelompok Usaha Bakrie, yakni Achmad Bakrie.

"Tujuan Bakrie MicroFinance (BMF) sesuai dengan pesan pendiri Kelompok Usaha Bakrie, Achmad Bakrie, yaitu setiap sen yang dihasilkan perusahaan Bakrie harus bermanfaat untuk rakyat banyak," tegasnya.

BMF secara resmi dilkuncurkan di Desa Kalangsari, Karawang, Jawa Barat akhir 2010 lalu.

Selanjutnya, BMF akan membuka kegiatan serupa di daerah-daerah lainnya dan sampai Juni 2011 ditargetkan BMF sudah hadir di 24 desa/cabang di 10 kabupaten di Jawa Barat.

Selanjutnya selama 2011 ini ditargetkan BMF sudah bisa menjangkau 50-52 cabang dengan target penerima manfaat (PM) sebanyak 105.000 orang.

Selanjutnya bisa dibuka 100-150 cabang per tahun dengan target PM 1.000.000 orang.

Presiden Direktur BMF Irawan Massie menambahkan, secara teknis kredit BMF diberikan sebesar Rp1 juta per orang yang dikelola oleh kelompok.

Penerimanya dikhususkan kaum perempuan atau ibu-ibu, karena dinilai bisa mengelola uang dengan baik.

Dengan modal itu diharapkan mereka bisa membuat usaha kecil yang hasilnya bisa untuk meningkatkan taraf hidup, dan sebagian untuk mengangsur, kata Irawan.(*)
(ANT/J008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011