Brussels (ANTARA) - Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) perlu mewaspadai aksi "fitnah" Rusia, kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Kamis, menyusul insiden pengusiran delapan anggota misi Rusia untuk NATO.

Stoltenberg mengatakan pengusiran itu tidak terkait dengan kejadian tertentu karena kedelapan anggota tersebut adalah "pejabat intelijen Rusia yang tak diakui."

"Keputusan ini tidak terkait dengan peristiwa tertentu, namun kini kami melihat beberapa kali, peningkatan aksi fitnah Rusia, dan oleh sebab itu kami mesti waspada," katanya saat konferensi pers.

Aktivitas delapan anggota tersebut tidak sesuai dengan akreditasi mereka, kata Stoltenberg yang menggambarkan hubungan dengan Rusia berada di titik terendah mereka sejak berakhirnya Perang Dingin.

"Itu karena tabiat Rusia. Kami melihat tindakan agresif mereka," katanya, merujuk pada pembangunan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dan apa yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap Traktat Senjata Nuklir Jarak Menengah (INF Treaty).

Baca juga: Merkel: Para pemimpin NATO bahas disinformasi Rusia, China

Stoltenberg menyebutkan NATO akan melanjutkan pendekatan "jalur ganda" mereka terhadap pertahanan dan dialog dengan Rusia.

"Kami juga siap untuk menggelar pertemuan dewan NATO-Rusia. Kami sebenarnya sudah lama mengundang Rusia. Hingga saat ini, Rusia tidak memberikan respons positif," ucapnya.

Stoltenberg mengatakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Majelis Umum PBB bulan lalu untuk menyepakati pertemuan baru dewan, yang dinilai sangat krusial untuk digelar mengingat ketegangan tinggi saat ini, tidak membuahkan hasil.

Pemerintah Rusia sebelumnya mengatakan bahwa pengusiran tersebut hampir sepenuhnya mengacaukan asa mereka bahwa hubungan kedua pihak dapat dinormalisasi dan dialog dengan NATO dapat dilanjutkan.

Pada Rabu anggota dewan Rusia yang pro-pemerintah mengatakan Moskow akan membalas, meski tidak harus setimpal.

Sumber: Reuters

Baca juga: NATO adakan KTT perbaiki hubungan AS saat tegang dengan Rusia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021