Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Iberamsjah berpendapat, partai politik perlu berhati-hati dalam membela kadernya yang terkait kasus korupsi karena pembelaan yang membabibuta bisa merugikan citra partai.
Iberamsjah kepada pers di Jakarta, Senin, mengemukakan, partai-partai politik yang kadernya tersangkut dengan kasus pemberian cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom perlu sportif dan jujur.
Menurut dia, upaya memberikan berbagai alasan pembelaan kepada para tersangka bisa membuat partai-partai politik kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
"Saya kira PDIP, Partai Golkar dan PPP harus bisa sportif dan jujur dan meminta maaf atas perilaku kadernya dan bukan justru membela dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal," katanya.
Menurut Iberamsjah, ada logika yang tidak ketemu jika partai terus membela kadernya yang bermasalah tersebut Partai yang berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi seharusnya mendorong proses hukum dan bukan malah membela para kadernya yang bermasalah dengan mencari-cari berbagai alasan.
Iberamsjah juga mengatakan, pengusiran yang dilakukan oleh Komisi III terhadap pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan keangkuhan dan sombongnya para anggota DPR itu jika kepentingannya terusik.
Dia mengatakan, masyarakat menginginkan KPK dikuatkan dan bukan malah dilemahkan. Dengan proses pengusiran ini semakin jelas bahwa komisi III selalu mempolitisir kasus-kasus hukum. "Kemarin mereka bela KPK, sekarang mereka serang," katanya.
Iberamsjah juga menyarankan agar pimpinan Partai Demokrat bisa mendorong proses hukum terhadap para kadernya yang diduga terkait kasus korupsi. Kalau serahkan sendiri kader-kadernya yang bermasalah untuk menyakinkan lawan politik maupun masyarakat bahwa tidak ada tebang pilih.
"Partai Demokrat harus bisa menjadi `leader` pemberantasan korupsi sesuai dengan slogan PD selama ini. Kesan tebang pilih harus dihapuskan dengan cara tidak melindungi dan mendukung upaya pemberantasan korupsi," katanya.
Menurut dia, kader partai yang diduga terkait kasus korupsi adalah ibarat bagian kecil dari jari yang terluka dan harus diamputasi karena jika dibiarkan justru akan merusak seluruh anggota tubuh.
"Sudah tidak zamannya lagi partai melindungi kadernya yang korup saat ini. Masyarakat sudah semakin cerdas dan kritis membaca langkah-langkah politik. Orang-orang partai yang korup jika tidak dibenahi akan menjadi beban bagi partai yang bersangkutan ," katanya. (S023/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011