Alex Waisimon, pemilik Isyo Hill’s Bird Watching, penerima penghargaan Kalpataru 2017 mengajak keluarga dan orang-orang di sekelilingnya untuk menjaga kawasan hutan adat seluas 98.000 hektare, di Rhepang Muaif, Nimbokrang, Jayapura, Papua (24/10/2021). ANTARA/Desca Lidya Natalia/aa.

Bawa perubahan besar

Alex telah membawa perubahan besar kepada Daud, termasuk pada cara pemuda ini dalam memperlakukan alam.

"Senang sekali bekerja bersama Pak Alex. Bisa mendapatkan ilmu baru, bisa belajar bahasa Inggris, belajar burung," kata Daud di tengah perjalanan tim ANTARA berburu penampakan cenderawasih di Isyo Hills.

Daud juga berusaha menularkan pengetahuan konservasinya kepada rekan-rekan sekampung. "Saya ajak anak-anak lain naik (bukit), untuk membersihkan sampah, menyapu dan sebagainya," kata Daud.

Ajaran konservasi Alex pun pelan-pelan menular kepada yang lain, termasuk kaum muda.

Daud kini malah merasa tak habis pikir kepada orang yang masih saja memperdagangkan burung. Tetapi dia tak bisa berbuat lebih jauh.

"Sebenarnya ingin ngasih tahu, tapi tidak berani," kata Daud.

Daud dan Paul adalah dua di antara sekian banyak manusia yang terpengaruh ide-ide konservasi Alex.

Sementara yang mondok di Isyo Hills yang kebanyakan dari luar negeri, semakin deras memuji Alex. Apalagi mereka umumnya, seperti Alex, adalah pecinta lingkungan.

Bukan saja karena eksotisnya pemondokan Isyo Hilla yang walau tak bertelevisi, berpendingin ruangan dan koneksi internet yang buruk, tetapi juga oleh kesempatan besar dalam mendapatkan pengalaman menyatu dengan alam.

Yang mendatangi Iyo Hills memang pasar yang sudah tersegmen jelas, yakni orang-orang khusus yang peduli kepada lestarinya burung, satwa, dan flora.

Tak heran begitu menjejakkan kaki di tempat ini, mereka seolah menemukan nirwana, menemukan jawaban untuk mimpi mereka.

Baca juga: Melihat Cenderawasih di Bird Watching Isyo Hills Jayapura

"Another nice experiment in ourl life, so many noises from bird and insects. Thanx Alex and family for the good food, stay and birdwatch," tulis Rudi dan Martina dari kota kecil di Jerman, Selgenstadt, dalam buku tamu Isyo Hills.

Semuaa terkesan oleh apa yang mereka saksikan, terutama bisa menyaksikan langsung salah satu jenis burung yang tersulit ditemukan ini, dan oleh komitmen Alex terhadap lingkungan dan idenya melindungi hutan Papua dari eksploitasi membabi buta demi profit.

"Lovely birdwatching, adventure trail and lot to see. We love this initiative and support it. Keep up the good work," tulis Oppy Magigie dari Nijmegen di Belanda.

Maka pantas jika Alex diganjar Kalpataru dan banyak lagi anugerah lingkungan.

Pantas pula idenya dihargai setinggi-tingginya dan ditiru siapa saja, apalagi saat ini alam memang terus berubah karena isinya terus dirambah padahal satwa dan fauna itu bagian vital dari paru-paru dunia yang menyelamatkan manusia.

Baca juga: Mengintip kemunculan si pemalu cenderawasih di habitat aslinya
Baca juga: Di balik nyanyi merdu burung surga

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021