Kenaikan tajam dalam harga-harga energi jelas berkontribusi pada kenaikan terbaru dalam imbal hasil obligasi, yang disertai dengan pelemahan di pasar ekuitas di seluruh dunia
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat pada perdagangan Kamis pagi, didorong oleh pemulihan di Wall Street setelah politisi AS tampaknya mendekati kesepakatan sementara untuk mencegah gagal bayar utang federal dan karena Rusia menjamin Eropa tentang pasokan gasnya, menenangkan pasar yang bergejolak.
Harga minyak juga turun kembali dari tertinggi multi-tahun yang dicapai sehari sebelumnya, telah menjadi kontributor utama aksi jual ekuitas minggu ini, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS dan mata uang utama stabil di tengah suasana yang lebih tenang.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,25 persen di awal perdagangan, mendapatkan kembali kekuatan yang hilang dalam beberapa hari terakhir menjadi sedikit berubah pada minggu ini.
"Kenaikan tajam dalam harga-harga energi jelas berkontribusi pada kenaikan terbaru dalam imbal hasil obligasi, yang disertai dengan pelemahan di pasar ekuitas di seluruh dunia," tulis analis di Capital Economics dalam sebuah catatan.
Ketika harga minyak turun pada Kamis, ada kenaikan dalam indeks-indeks acuan saham, di Korea menguat 1,3 persen, Australia naik 0,64 persen, dan Hong Kong terangkat 2,0 persen. Nikkei Jepang naik 0,89 persen, dan indeks saham berjangka AS, S&P 500 e-mini naik 0,42 persen.
Pasar China masih ditutup untuk libur umum nasional.
Minyak mentah AS turun 0,34 persen menjadi 77,17 dolar AS per barel, memperpanjang penurunan dari Rabu (6/10/2021) malam setelah mencapai level tertinggi tujuh tahun di 79,78 dolar AS pada hari sebelumnya. Minyak mentah Brent stabil di 81,04 dolar AS per barel, turun dari level tertinggi tiga tahun di 83,47 dolar AS yang juga dicapai pada Rabu (6/10/2021).
Penurunan tersebut mengikuti kenaikan tak terduga dalam stok minyak mentah AS.
Harga gas juga turun, sehari setelah para pemimpin Rusia mengindikasikan bahwa pasokan ke Eropa dapat meningkat, yang berkontribusi pada reli terakhir di Wall Street setelah penurunan di pasar saham Eropa.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,3 persen, indeks S&P 500 naik 0,41 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 0,47 persen, juga didorong oleh proposal dari Senat Republikan Mitch McConnell, untuk memungkinkan perpanjangan plafon utang federal menjadi Desember.
Kekhawatiran AS akan gagal bayar pada utangnya, telah membebani saham seiring dengan kenaikan harga-harga energi.
Peristiwa AS berikutnya yang menjadi fokus investor global adalah data penggajian yang akan dirilis Jumat (8/10/2021), dengan investor mengantisipasi bahwa angka yang pantas berarti Federal Reserve AS akan mulai mengurangi program stimulus besar-besaran pada pertemuan November.
Dolar stabil, tidak terlalu jauh dari level tertinggi 12 bulan yang dicapai bulan lalu terhadap sejumlah mata uang, dan bertahan di level tertinggi 14 bulan terhadap euro.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan turun menjadi 1,5415 persen dari tertinggi tiga setengah bulan pada Rabu (6/10/2021) di 1,573 persen.
"Sentimen dan momentum bervariasi, menyebabkan pergeseran selera risiko," tulis analis Westpac tentang suku bunga AS.
"Aksi harga terkait dengan perputaran pasar ekuitas, pandangan Fed yang hawkish dan kekhawatiran stagflasi karena lonjakan minyak dan politik di sekitar plafon utang mengancam ekonomi domestik."
Emas di pasar spot sedikit berubah, diperdagangkan pada 1.761,89 dolar AS per ounce.
Baca juga: Minyak picu ketakutan inflasi, saham Asia jatuh ke terendah 1 tahun
Baca juga: Mata uang Asia tertekan Evergrande, saham Singapura dan Indonesia naik
Baca juga: Saham Asia jatuh karena Evergrande dan inflasi tekan sentimen positif
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021