Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengalokasikan pasokan gas bumi buat memenuhi kebutuhan tiga pabrik pupuk yang akan dibangun di tiga wilayah dalam waktu dekat.
Alokasi tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 3288K/15/MEM/2010 tentang Alokasi Gas Bumi untuk Proyek Pabrik Pupuk Kalimantan Timur Unit 5, Satu Pabrik Pupuk di Donggi-Senoro, dan Satu Pabrik Pupuk di Tangguh yang salinannya diperoleh di Jakarta, Senin.
Keputusan yang ditandatangani Menteri ESDM Darwin Saleh pada 31 Desember 2010 itu merupakan kelanjutan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 dan juga dalam rangka memprioritaskan gas untuk industri pupuk.
Ketiga pabrik pupuk itu adalah Pupuk Kalimantan Timur Unit 5 (PKT-5) di Kalimantan Timur, satu pabrik di Donggi-Senoro, Sulawesi Tengah, dan satu di Tangguh, Papua.
Pasokan gas PKT-5 berasal dari dua wilayah kerja yang berada di Kalimantan Timur yakni Mahakam dan Sebuku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2021.
Selanjutnya, alokasi gas pabrik pupuk di Donggi-Senoro berasal dari Lapangan Donggi Senoro di Sulawesi Tengah dan pabrik pupuk di Tangguh dari Lapangan Tangguh di Papua.
Kepmen juga menetapkan harga gas bumi ditetapkan Menteri ESDM dengan mempertimbangkan keekonomian pengembangan lapangan dan praktek kelaziman bisnis.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh mengungkapkan, pemanfaatan gas buat memenuhi kebutuhan pasar domestik akan dilakukan sesuai prioritasnya.
Hal tersebut dilakukan karena terkendala infrastruktur, besarnya cadangan, dan keekonomian pengembangan gasnya.
Menurut dia, prioritas utama pemanfaatan gas adalah memenuhi ketahanan energi yakni pembangkit listrik dan juga pabrik pupuk untuk ketahanan pangan.
Berdasarkan data BP Migas, kontrak pasokan gas bumi untuk domestik pada tahun 2011 mencapai 56,78 persen dari total kontrak atau sekitar 4.366 miliar british thermal unit per hari (BBTUD).
Sisanya, sebesar 3.322 BBTUD atau 43,22 persen diperuntukkan untuk ekspor. Tahun 2010, realisasi pasokan gas untuk domestik sebanyak 4.342,71 BBTUD atau sekitar 50,18 persen.
Sementara gas untuk ekspor sebanyak 4.311,58 BBTUD atau 49,82 persen. Untuk listrik, realisasi 2010 sebesar 854,88 BBTUD dan meningkat menjadi 1.510,6 BBTUD di 2011.
Peningkatan pasokan gas listrik berasal dari Lapangan Wortel (Santos), Sungai Kenawang (JOB Pertamina Talisman Jambi Merang), Kampung Baru (Energy Equity Sengkang), PetroChina Jabung, dan "ramping up" Lapangan Singa (Medco EP).
Sedangkan, realisasi pasokan gas 2010 kepada industri baik melalui penjualan kepada PT PGN Tbk maupun langsung ke industri sebesar 1203,18 BBTUD.
Kontrak tahun 2011, meningkat sebesar 1.690,43 BBTUD. Peningkatan pasokan untuk industri diharapkan berasal dari Kalila Bentu dan JOB Pertamina PetroChina East Java.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011