Padang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Padang menilai penggunaan kartu tani cukup efektif untuk mencegah penyelewengan pupuk agar lebih tepat sasaran sekaligus bisa mengendalikan harga pupuk karena petani bisa mendapatkannya sesuai dengan harga eceran tertinggi.

"Sebagai upaya mengawal pupuk bersubsidi agar tepat sasaran penggunaan kartu tani membuat distribusi dan pembelian lebih tepat sasaran," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat di Padang, Rabu.

Kartu tani merupakan kartu ATM yang di dalamnya ada deposit sehingga petani dalam menebus pupuk cukup menggunakan kartu tersebut.

"Jadi saat petani menebus pupuk digesek kartu tani sehingga berapa yang dibeli sebanyak itu deposit dipotong dan ini otomatis mencegah terjadinya penjualan pupuk diatas harga eceran tertinggi," katanya.

Jika menggunakan transaksi tunai dalam pembelian pupuk maka peluang penaikan harga melampau harga eceran tertinggi kepada petani rawan terjadi.

Syahrial menyebutkan hingga saat ini realisasi kartu tani di Padang sudah mencapai 5.680 orang atau 59,69 persen dari total 9.523 petani penerima.

"Memang masih ada 40 persen lagi petani yang belum menerima kartu tani," katanya.

Aokasi pupuk bersubsidi jenis urea pada tahun ini di Padang mencapai 792 ton, SP3 16 ton, ZA 18 ton, NPK Phonska 920 ton, dan pupuk organik 8 ton.

Petani yang berhak menerima kartu tani adalah mereka yang memiliki lahan dengan luas di bawah tiga hektare.

Kendala belum optimal penyerahan kartu tani karena pihak bank kesulitan untuk melakukan serah terima karena ada petani yang sulit dihubungi.

Untuk pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan bertingkat mulai dari distributor, penyuluh pertanian hingga Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida tingkat kecamatan dan kota.
Baca juga: KSP: Kartu Tani tingkatkan akurasi penyaluran pupuk bersubsidi
Baca juga: Peneliti CIPS: Kartu tani arah yang benar, tapi perlu dibenahi

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021