Kairo (ANTARA News/Reuters) - Presiden Mesir Hosni Mubarak, 82 tahun, menunjuk kepala intelijen dan orang terpercaya Omar Suleiman sebagai wakil presiden, jabatan Mubarak sebelum menjadi presiden dan tidak pernah diisi selama 30 tahun kekuasaannya.

Langkah itu mengindikasikan untuk pertama kali adanya rencana suksesi kepemimpinan dan juga menunjukkan putra Mubarak, yang telah lama dikatakan menjadi calon pemimpin, telah dicoret dari kemungkinan itu.

Tindakan tersebut dilakukan setelah unjuk rasa selama lima hari yang merusak citra sebagai negara yang dapat menekan pembangkang dan oposisi melalui kepiawaian militer dan pasukan keamanan.

Hal itu juga menunjukkan bahwa Mubarak tidak akan mencalonkan diri dalam rencana pemilihan umum pada September, saat banyak pejabat mengisyaratkan ia akan mencalonkan diri.

Omar Suleiman, 74 tahun, telah lama mengambil peran dalam kebijakan kunci, seperti proses perdamaian Palestina-Israel, masalah yang dinilai penting bagi hubungan Mesir oleh Amrika Serikat, sekutu penting dan penyumbang bantuan.

Televisi nasional menunjukkan Suleiman disumpah menjadi wapres Mesir.

Kantor berita nasional Mesir memberi laporan singkat bahwa "Menteri Omar Suleiman telah diambil sumpahnya pada malam ini sebagai wakil presiden untuk presiden republik ini."

Masih belum jelas apakah pengunjuk rasa akan menerima langkah tersebut yang memberikan kuasa di tangan institusi militer dan keamanan.

"Ia juga sama dengan Mubarak, tidak ada perubahan," kata seorang pemrotes kepada Reuters di luar kantor Kementerian Dalam Negeri, tempat ribuan pengunjuk rasa berkumpul, beberapa saat setelah penunjukkan tersebut.(*)

(Uu.KR-IFB/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011