Merauke (ANTARA) - Pebalap tim DKI A.M. Fadly harus dilarikan ke rumah sakit menyusul kecelakaan ketika berlomba di cabang olahraga bermotor nomor road race standard beregu Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Sirkuit Tanah Miring, Merauke, Rabu.
Fadly, yang telah malang-melintang di kejuaraan road race Asia, terjatuh di Tikungan 1 hingga terperosok ke gravel di lap ke-10.
"Fadly sudah dievakuasi ke rumah sakit. Kami masih menunggu kabar," kata Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia DKI Jakarta Anondo Eko ketika ditemui di paddock, Rabu.
"Kami belum investigasi kejadiannya bagaimana, yang jelas dia belum bisa bicara."
Nusa Tenggara Barat mengukir sejarah dengan merebut medali emas cabang olahraga bermotor PON Papua di kelas standar beregu yang digelar di Sirkuit Tanah Miring, Merauke, Rabu.
Duet Aldias Aqsal Ismaya dan Nyoman Rajendra Shanti Pala finis P3 dan P11 demi mengumpulkan akumulasi poin terkecil di lomba untuk pebalap 10-20 tahun itu.
Baca juga: NTB ukir sejarah dengan emas roadrace modifikasi beregu PON Papua
Di nomor beregu, masing-masing tim diwakili oleh dua pebalap. Pebalap yang finis pertama akan mendapat satu poin, runner-up mendapat dua poin dan seterusnya.
Urutan peringkat di kelas beregu ditentukan oleh jumlah poin terkecil dari kedua pebalap yang dimiliki tim.
Papua Barat berhak membawa pulang medali perak setelah Ilham Elsan Efendi dan Muhammad Faerozi Tareqotullah finis P5 dan P10.
Sedangkan tim tuan rumah harus puas dengan perunggu meskipun salah satu pebalap mereka yaitu Fahmi Basam dominan sejak start dari pole hingga finis pertama.
Akan tetapi, nasib sial dialami tandemnya, yaitu Muhammad Nicky Hayden, yang setelah start P7 terlibat senggolan dengan pebalap lain hingga terjatuh.
Pebalap kelahiran Yogyakarta itu bangkit dan harus berjuang dari P24 hingga finis P15.
Baca juga: Emas road race modifikasi beregu PON Papua milik tuan rumah
Baca juga: Jadwal road race PON Papua: tuan rumah amankan pole dua kelas
Baca juga: Mirip Catalunya, Sirkuit Tanah Miring tantang jagoan balap PON Papua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021