Mimika (ANTARA) - Pelatih bola basket putra Sulawesi Utara Roland Lengkong memuji penampilan lawannya, Papua, yang mengalahkan mereka 74-62 pada laga terakhirnya di Pool B PON XX Papua, Rabu.
"Tim Papua sangat solid. Terus terang kami kewalahan menghadapi mereka," ujar Roland usai pertandingan di Mimika Sport Complex, Mimika.
Salah satu keunggulan Papua, menurut Roland, adalah postur fisik pemainnya yang di atas rata-rata.
Papua pun mampu memanfaatkan itu untuk bertahan dari serangan Sulawesi Utara.
"Hari ini, Papua 'amazing'. Permainan mereka rapi, pertahanan ketat. Kami mengakui kalah dari mereka," kata Roland.
Baca juga: Tim basket putra Papua akhiri kiprah di PON XX dengan kalahkan Sulut
Guard Sulawesi Utara Andrew Lensun pun mengamini pernyataan sang pelatih.
Tinggi badan pemain Papua, sebut Andrew, menyulitkan mereka melakukan "rebound".
"Kami kewalahan dalam melakukan 'rebound' soalnya badan mereka besar-besar. Pertahanan dan serangan mereka juga rapi. Ini jadi pelajaran kami menuju semifinal. Kami mesti tampil lebih tenang dan mengeksekusi peluang dengan baik," tutur Andrew.
Tim bola basket Papua mengakhiri kiprahnya di PON XX Papua dengan mengalahkan Sulawesi Utara 74-62 pada pertandingan Pool B di Mimika Sport Complex, Mimika, Rabu (6/10).
Itu menjadi kemenangan pertama Papua sepanjang PON XX, tetapi tak mengubah situasi di mana mereka gagal lolos ke semifinal.
Baca juga: Jadwal bola basket PON, dua laga penentu semifinal digelar Rabu
Sementara bagi Sulawesi Utara, takluk dari Papua tidak menggeser posisi mereka dari puncak Pool B. Sulut juga sudah dipastikan melaju ke semifinal sebagai juara grup.
Meski kalah, pelatih Sulut memastikan bahwa hal itu tidak mengganggu mental para pemainnya untuk menghadapi semifinal pada Kamis (7/10).
"Kami sudah mempersiapkan diri menuju semifinal. Kami sudah siap bertanding di sana," ungkap Roland Lengkong.
Baca juga: Pelatih: mental kuat bawa basket putra Sulut ke semifinal
Baca juga: TIm basket putra Sulut ke semifinal setelah tundukkan Bali 86-56
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021