Makassar (ANTARA News) - Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan mengusulkan agar KONI berstatus lembaga komisi, sehingga pemerintah daerah dapat melakukan pengawasan langsung pengggunaan anggaran APBD yang dikucurkan.
Ketua Harian KONI Sulsel Andi Ilhamsyah Mattalatta saat membuka musyawarah olahraga provinsi (musorprov) XII KONI Sulsel di Makassar, Jumat, mengatakan, anggaran yang diterima KONI setiap tahun cukup besar dan untuk kepentingan transparansi publik perlu pengawsan langsung dari pemerintah sebagai pemberi dana.
"Kami usul KONI dibentuk seperti KPU. Jadi ada sekretariat eksekutif,ada perwakilan pemerintah di tubuh KONI yang mengawasi kinerja dan penggunaan anggaran," katanya.
Menurutnya, anggaran APBD yang masuk ke KONI Sulsel setiap tahunnya mencapai puluhan miliar. Sementara dana abadi organisasi telah meningkat dari Rp2,5 miliar menjadi Rp3,6 miliar.
Dia menjelaskan, kepengurusan KONI Sulsel saat ini telah menorehkan beberapa prestasi bagi olahraga Sulsel. Diantaranya, meningkatkan prestasi Sulsel dari urutan delapan nasional menjadi enam pada PON XVII di Kalimantan Timur 2008 dengan perolehan 25 emas, 23 perak dan 28 perunggu.
Prestasi tersebut memantapkan posisi Sulsel sebagai provinsi yang memiliki prestasi olahraga terbaik di luar Pulau Jawa. Selain itu, Sulsel sampai saat ini tidak pernah mengimpor atlit dari luar, karena KONI masih percaya dengan kemampuan sumber daya lokal.
"ustru kami banyak menyumbangkan atlet bagi daerah lain, baik di even nasional maupun internasional seperti sea games," ujarnya.
Kendati begitu, tambah Ilhamsyah, KONI Sulsel juga masih menorehkan kegagalan. Salah satunya yakni belum bisa meningkatkan kesejahteraan atlet dan menjamin kehidupan masa depan atlit yang telah mengharumkan nama daerah dan bangsa.
Oleh karena itu, KONI Sulsel meminta kedepan pihak swasta dan perusahaan-perusahaan BUMN turut berkontribusi dengan memperhatikan nasib atlet berprestasi. Karena dengan itu pula, merupakan salah satu faktor pendorong peningkatan prestasi.
"Kalau ada jaminan hidup, saya yakin atlet-atlet kita tak ragu-ragu lagi menggeluti olahraga sebagai pilihan karir," katanya.
Sementara itu, Sekjen KONI pusat Jati Waluyo, berharap peserta dapat memanfaatkan musorprov dengan sebaik mungkin untuk mengkaji masalah yang ada.
Menurutnya, prestasi Sulsel di PON Kaltim merupakan modal untuk peningkatan prestasi PON XVIII di Riau pada 2012 dengan fokus pada cabang unggulan.
Terkait pemilihan, ia menyambut siapapun yang mau mengemban tugas sebagai pengurus. Asal tahu tanggung jawab dan paham olahraga yang merupakan sarana strategis persatuan dan mengangkat harkat dan martabat bangsa.
"Silahkan bermusyawarah dengan baik. Siapapun terpilih, harus bisa memperhatikan olahraga, terutama kesejahteraan atlit," katanya.
Musorprov KONI Sulsel berlangsung 28-29 Januari untuk memilih kepengurusan periode 2011-2016.
Kemungkinan musyawarah berlangsung aklamasi, sebab satu-satunya nama yang menguat dalam pemilihan ketua umum, yakni Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. Sebelumnya, KONI Sulsel dipimpin mantan Gubernur Sulsel Amin Syam. (AAT/F003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011