Kami membeli saat penurunan, tetapi penurunannya tidak 10 persen lagi. Penurunannya sekarang 2,0 persen atau 4,0 persen
New York (ANTARA) - Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena Microsoft dan Apple mempelopori rebound kuat dalam saham-saham pertumbuhan saat para investor menunggu data penggajian bulanan akhir pekan ini yang dapat mempengaruhi keputusan Federal Reserve (Fed) AS tentang kapan harus mengurangi stimulus moneter.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 311,75 poin atau 0,92 persen, menjadi menetap di 34.314,67 poin. Indeks S&P 500 bertambah 45,26 poin atau 1,05 persen, menjadi berakhir di 4.345,72 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup melonjak 178,35 poin atau 1,25 persen, menjadi 14.433,83 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor jasa keuangan dan komunikasi masing-masing meningkat 1,78 persen dan 1,59 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor real estat dan utilitas memimpin penurunan.
Indeks S&P 500 telah turun lebih dari 3,0 persen dari rekor penutupan tertinggi pada 2 September. Namun, sekitar setengah dari komponen indeks telah turun 10 persen atau lebih dari tertinggi 52-minggu mereka.
Baca juga: Dolar naik tipis, investor berhati-hati jelang data penggajian AS
Apple, Microsoft, Amazon dan Alphabet, perusahaan paling berharga di Wall Street, masing-masing naik lebih dari 1,0 persen menyusul aksi jual saham-saham pertumbuhan sehari sebelumnya.
Facebook Inc rebound 2,1 persen sehari setelah terpukul ketika aplikasi dan platform berbagi fotonya Instagram dan WhatsApp tak dapat diakses selama berjam-jam oleh ratusan juta penggunanya di seluruh dunia.
S&P 500 mencatat hari keempat berturut-turut dari pergerakan 1,0 persen di kedua arah. Terakhir kali indeks melihat banyak volatilitas adalah pada November 2020, ketika naik atau turun 1,0 persen atau lebih selama tujuh sesi berturut-turut.
“Kami membeli saat penurunan, tetapi penurunannya tidak 10 persen lagi. Penurunannya sekarang 2,0 persen atau 4,0 persen,” kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma. “Orang-orang dilatih seperti anjing Pavlov untuk membeli saat turun, yang memperkuat semua ini.”
Saham teknologi dan saham dengan pertumbuhan tinggi lainnya terpukul pada Senin (4/10/2021) karena imbal hasil obligasi pemerintah AS bergerak lebih tinggi di tengah kekhawatiran tentang potensi gagal bayar utang pemerintah AS.
Baca juga: Harga emas jatuh 6,7 dolar, tertekan naiknya obligasi dan dolar AS
Senat akan memberikan suara pada Rabu waktu setempat pada langkah yang didukung Demokrat untuk menangguhkan plafon utang AS, seorang anggota parlemen utama mengatakan pada Selasa (5/10/2021), saat partisan di Kongres nyerempet bahaya berisiko gagal bayar utang federal yang dapat melumpuhkan secara ekonomi.
Investor akan mengamati data ketenagakerjaan September pada Jumat (8/10/2021) untuk petunjuk tentang pengurangan program pembelian aset Fed AS.
Menambah kekhawatiran The Fed dapat memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diharapkan, data terbaru menunjukkan peningkatan belanja konsumen, percepatan aktivitas pabrik dan inflasi yang meningkat.
Data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur AS naik tipis ke angka 61,9 bulan lalu dari 61,7 pada Agustus.
Indeks S&P 500 telah turun lebih dari 3,0 persen dari rekor penutupan tertinggi pada 2 September. Namun, sekitar setengah dari komponen indeks telah turun 10 persen atau lebih dari tertinggi 52-minggu mereka.
Baca juga: Harga minyak kembali melonjak, Brent naik ke tertinggi 3 tahun
Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,3 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,9 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021