Kepala Humas Griya Kongco Dwipayana Tanah Kilap Linda di Denpasar Jumat menjelaskan, patung-patung dewa yang disucikan, salah satunya yang paling utama atau dewa tuan rumah Kongco, yakni Dewa Ong Tay Jen atau Dewa Shinse atau dewa pengobatan.
"Juga ada Kuan Tiya Kong atau dewa panglima perang, Cen Sangsen atau Dewi Laut dan patung tujuh dewi. Sebelum penyucian, ada ritual persembahyangan mengantar dewa" katanya.
Persiapan menjelang imlek ini dilakukan oleh warga Tionghoa sejak sepekan sebelum hari H, seperti menggelar ritual persembahyangan mengantar dewa, yakni mengantar para dewa menuju khayangan. Untuk itu, patung-patung tersebut dibersihkan.
"Menurut kepercayaan kami, persembahyangan mengantar dewa itu dapat mengantar roh dewa naik ke khayangan, sehingga kami baru bisa membersihkan patung-patung itu karena sudah kosong," katanya.
Perayaan pergantian tahun baru Imlek yang jatuh pada 3 Februari mendatang dianggap lebih meriah karena dari segi persembahan lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Kalau tahun lalu memang beda dengan sekarang. Dulu kami hanya punya sedikit persembahan, tapi syukurlah tahun ini bisa lebih banyak, dan lebih meriah," ujar Linda.
Ia mengatakan, sebagai warga Tionghoa dirinya percaya terhadap prediksi dalam setiap shio yang ada. Seperti tahun 2010 yang memiliki Shio Macan dianggap kerap terjadi kekerasan.
"Macan itu kan simbol yang galak dan keras. Sehingga sering banyak kekerasan terjadi. Sedangkan shio kelinci kan makluk yang jinak dan manja. Jadi di tahun baru ini dikhawatirkan akan mengikuti sifat kelinci. Salah satunya banyak penyeleweangan," katanya.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011