Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mencatat perkiraan laba bersih 17 BUMN Terbuka (Tbk) selama 2011 mencapai Rp60,78 triliun, meningkat sekitar 20 persen dibanding prognosa laba bersih 2010 sekitar Rp50,65 triliun.
"Dari total laba bersih 142 BUMN 2011 yang diperkirakan mencapai Rp113,72 triliun, kontribusi 17 BUMN bahkan mencapai 53,44 persen dari total seluruh BUMN," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, saat paparan pada "Outlook BUMN 2011", di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.
Menurut Mustafa, kinerja keuangan BUMN Terbuka dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan signifikan. Jika pada 2009 laba bersih (audited) BUMN Tbk sebesar Rp44,04 triliun, maka pada 2010 diperkirakan tumbuh sekitar 15 persen menjadi sekitar Rp50,65 triliun.
Ke 17 BUMN Tbk yang listing di pasar modal tersebut meliputi PT Adhi Karya, PT Aneka Tambang, PT Bank BNI, PT Bank BTN, PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bukit Asam, PT Indo Farma, PT Jasa Marga, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel.
Selain itu PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Semen Gresik, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Timah, PT Wijaya Karya.
Meski demikian, Kementerian BUMN tidak merilis proyeksi laba bersih masing-masing perusahaan pada 2011, karena alasan masih dalam tahap penyelesaian audit laporan keuangan 2010.
Tercatat lima BUMN Tbk dengan perkiraan pendapatan usaha terbesar pada 2010 yaitu Telkom Indonesia, Bank Mandiri, Bank BRI, PGN, Bank BNI. Sedangkan 5 BUMN Tbk dengan pertumbuhan pendapatan usaha terbesar meliputi Indofarma, Bank Mandiri, Jasa Marga, Bank BRI dan PGN.
Mustafa menambahkan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham perusahaan milik negara mendukung BUMN untuk melepas saham kepada publik (IPO) karena terbukti harga saham di pasar modal sangat baik.
"Privatisasi melalui pola IPO mendorong terciptanya azas transparansi dan penerapan GCG (tata kelola perusahaan yang baik dan benar) pada setiap BUMN," tegas Mustafa.
Ditambahkan, perusahaan akan lebih terbuka, sehingga pengawasan dan kontrol dari masyarakat atau publik menjadi lebih mudah. Keterbukaan diharapkan bisa mendorong kredibilitas dan akuntabilitas lebih baik.
Dari sisi kinerja saham, 17 BUMN Tbk di Bursa Efek Indonesia mampu menguasai 26 persen kapitalisasi pasar atau mencapai sekitar Rp749 triliun dari total kapitalisasi 421 emiten yang mencapai Rp3.100 triliun.
Kapitalisasi pasar 17 BUMN Tbk tersebut diperkirakan akan mencapai Rp960 triliun dalam 12 bulan ke depan.
"Meski jumlah BUMN Tbk hanya 4 persen dari total emiten di Bursa Efek Indonesia, namun sangat berpengaruh pada transaksi perdagangan saham, karena sebagian BUMN Tbk merupakan saham unggulan, seperti Telkom, Bank Mandiri, Bank BRI, PGN, Bank BNI, Semen Gresik, Aneka Tambang," kata Mustafa.(*)
(T.R017/S004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011