Denpasar (ANTARA News) - Bali mengekspor hasil kerajinan industri rumah tangga senilai 197,91 juta dolar AS selama sebelas bulan periode Januari-November 2010, menurun 5,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 209,311 juta dolar AS.
"Berkurangnya perolehan devisa itu terkait pasar di beberapa negara yang kondisi ekonominya belakangan masih lesu," kata Kabag Publikasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, meskipun nilai ekspor dari pengiriman hasil produksi tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali menurun, namun sektor itu tetap menjadi andalan dalam perolehan devisa.
Hasil kerajinan mampu memberikan andil sebesar 42,12 persen dari total ekspor nonmigas Bali sebesar 4699,92 juta dolar AS, meningkat 1,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 462,50 juta dolar AS.
Ketut Teneng menjelaskan, hasil kerajinan dari bahan baku kayu, paling menonjol dibandingkan 17 jenis hasil kerajinan industri kecil yang lain, yang selama ini menembus pasaran mancanegara.
Hasil kerajinan dari bahan baku kayu berupa patung dan aneka jenis cendera mata yang unik dan menarik mampu menghasilkan devisa 72,43 juta dolar AS atas pengapalan 19,42 juta pcs.
Perolehan tersebut dari segi nilai menurun 6,74 persen, karena tahun sebelum memperoleh 77,66 juta dolar AS atas pengiriman 49,38 pcs.
Ketut Teneng menambahkan, menyusul pengiriman hasil kerajinan dari bahan baku batu padas senilai 17,58 juta dolar AS, kerajinan furniture 28,1 juta dolar AS, kerajinan anyaman 1,23 juta dolar AS, kerajinan bambu 8,68 juta dolar AS, kerajinan kulit 9,39 juta dolar AS dan kerajinan lain-lain 9,04 juta dolar AS.
Sedangkan sebelas jenis hasil kerajinan lainnya nilainya di bawah satu juta dolar AS, namun tetap mempunyai peran yang strategis dalam memacu perolehan devisa.
Usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Bali berkembang hingga ke pelosok pedesaan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 226.420 orang.
Puluhan ribu tenaga kerja tersebut ditampung pada 73.383 unit usaha yang tersebar pada 985 sentra pengembangan, meningkat dibanding tahun 2009 yang hanya menampung 220.973 pekerja.
Demikian pula usaha skala rumah tangga itu mengalami perkembangan dari 2009 yang hanya tercatat 72.070 unit, terbanyak terdapat di Kabupaten Gianyar, menyusul Badung dan Kota Denpasar.
Ketut Teneng menambahkan, unit usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga itu seluruhnya menanam investasi sebesar Rp1,45 triliun. Pengembangan industri dalam skala rumah tangga itu menghadapi kendala bidang permodalan, mutu produksi dan rancang bangun (desain).
Pemprov Bali melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain pembinaan, latihan, magang, penyelenggaraan pameran serta penyaluran kredit tanpa anggunan, tutur Ketut Teneng. (I006/P004/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011