Teheran (ANTARA News/MNA) - Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast menyampaikan kekhawatirannya terkait intervensi Amerika Serikat terhadap urusan dalam negeri Tunisia.
Pernyataan Mehmanparast tersebut datang setelah komentar oleh pejabat Washington tentang perkembangan di Tunisia dan rencana kunjungan Asisten Menteri Luar Negeri AS Jeffrey Feltman ke negara yang bergejolak itu.
Pemerintahan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali jatuh pada 14 Januari setelah aksi protes berdarah selama sepekan akibat pengangguran dan tingginya harga pangan.
Mehmanparast juga meminta warga Tunisia agar waspada dan bersatu, seraya menyampaikan harapan bahwa tuntutan publik akan terpenuhi melalui berdirinya sebuah sistem yang demokratis dan adil di negara itu.
Menurut AFP, Menlu AS Hillary Clinton pada Selasa mengatakan bahwa ia mendorong apa yang menurutnya adalah sebuah langkah menuju pemilu yang inklusif di Tunisia.
Hillary menyampaikan penilaiannya itu setelah berbincang dengan Menteri Luar Negeri Tunisia Kamel Morjane dan Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi.
"Saya mendorong langkah yang mereka gerakkan untuk menuju pemilu yang inklusif sesegera setelah hal itu dapat dilakukan," kata Hillary. (PPT/M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011