Jakarta (ANTARA News) - Harga saham penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia yang ditetapkan sebesar Rp750 masih dianggap positif untuk prospek ke depan.

Kendati demikian, harga saham Garuda mendapat tanggapan berbeda-beda dari sejumlah kalangan analis terkait murah atau mahalnya harga saham itu.

Analis PT HD Capital, Yuganur Wijanarko di Jakarta, Kamis mengatakan, perhitungan Garuda tidak memiliki perbandingan yang setara, karena dalam industri penerbangan lokal, Garuda tidak ada saingan.

"Dari segi valuasi price earnings ratio (PER) diperkirakan sekitar 11-15 kali untuk 2010," ujarnya.

Ia menambahkan, saham Garuda jika dilepas pada harga Rp1.100, masih dianggap prospektif. Perusahaan pelat merah pada sektor transportasi penerbangan itu.

Saat ini, lanjut dia, Garuda tidak memiliki perbandingan atau kompetitor yang merupakan perusahaan terbuka, Garuda dinilai memiliki prospek baik kedepannya, setelah perusahaan BUMN itu melewati masa sulit dan merestrukturisasi hutangnya menjadi perusahaan sehat dan layak untuk dibeli.

Pasalnya, lanjut dia, selain kinerja yang semakin membaik, saham yang diberikan ke BMRI, sebagai pembayaran hutang mempunyai lock up periode (periode penguncian) selama 12-bulan.

"Sehingga masih ada potensi upside awal tahun ini," paparnya.

Senada dengan hal itu, Managing Research Indosurya Securities, Reza Priyambada, mengatakan bahwa kisaran harga penawaran umum saham perdana Garuda akan mengundang minat investor untuk membeli sahamnya.

"Dengan harga sebesar itu, saya kira akan banyak mengundang minat investor. Harga ini sudah berdasarkan persetujuan pemerintah sebagai pemegang saham," ujarnya.

Ia menambahkan, Garuda mempunyai citra yang kuat sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan emiten sektor penerbangan pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI). IPO Garuda Indonesia ini tentunya akan banyak mengundang ketertarikan bagi kalangan investor.

Selain itu, lanjut dia, saham Garuda dapat memicu pergerakkan saham sektor transportasi yang selama ini kurang aktif diperdagangkan di BEI.

Namun, kata dia, sayangnya penetapan harga dilevel terendah memicu banyak pertanyaan beberapa pengamat saham.

"Terlepas dari murah tidaknya, harga yang ditawarkan Pemerintah berada di level terendah dari range yang ada," katanya.(*)

(T.KR-ZMF/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011